KUNINGAN ONLINE – Dalam upaya membentuk karakter santri yang unggul dan berdaya saing, Pondok Pesantren Modern Al-Majid sukses menggelar Training Formulasi Identitas Santri di Situ Cihaur, Desa Cihaur, Kecamatan Ciawigebang, Jumat (21/2/2025).
Pelatihan ini diikuti oleh calon pengurus santri dengan mengusung tema “Berkhidmah, Berharokah, Berbarokah” dengan bertujuan memperkuat jati diri santri, membangun kebanggaan dalam menjalankan peran keagamaan, serta membekali mereka dengan keterampilan organisasi dan sosial kemasyarakatan.
Kegiatan ini menghadirkan pemateri dari kalangan akademisi, praktisi pendidikan, dan tokoh agama yang membahas peran santri dalam membangun peradaban.
Dalam sambutannya, Pimpinan Umum Pondok Pesantren, H. Candra Dwiprasetia, S.Pd, menekankan pentingnya keseimbangan antara pemahaman agama dan kemampuan beradaptasi dengan dinamika sosial serta teknologi.
“Saat ini, santri tidak hanya dituntut memahami ajaran agama secara mendalam, tetapi juga harus memiliki wawasan luas agar dapat bersaing dan berkontribusi bagi masyarakat,” ujarnya.
Salah satu pemateri, KH. Saepul Bahri, S.Ag, menegaskan bahwa santri harus memiliki karakter yang kokoh serta kesiapan menghadapi tantangan zaman.
“Kami berharap pelatihan ini menjadi bekal bagi santri agar lebih percaya diri dalam kehidupan sosial maupun dunia kerja,” tuturnya.
Selain sesi materi dan diskusi, para peserta juga mengikuti kegiatan sosial di tempat-tempat ibadah dan lingkungan pendidikan sekitar lokasi pelatihan. Mereka diterjunkan langsung untuk menerapkan keterampilan yang telah dipelajari.
Antusiasme peserta terlihat sepanjang acara berlangsung. Siti Lutfatul Latifah* salah satu peserta, mengaku mendapatkan banyak wawasan baru yang tidak hanya berguna dalam kehidupan di pesantren, tetapi juga dalam interaksi sosial.
“Pelatihan ini benar-benar memperkuat keyakinan kami sebagai santri yang memiliki peran besar dalam masyarakat,” ungkapnya.
Ketua Panitia, Ustadz Ahmad Fathoni, menyampaikan bahwa pelatihan ini akan menjadi program berkelanjutan guna menciptakan santri yang lebih adaptif dan inovatif.
“Kami berencana mengadakan sesi lanjutan yang fokus pada kepemimpinan dan kewirausahaan agar para santri juga memiliki keterampilan ekonomi yang mandiri,” jelasnya.
Dengan suksesnya kegiatan ini, diharapkan para santri semakin memiliki identitas yang kuat serta mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Panitia juga berharap agar kegiatan serupa dapat terus diadakan secara berkala guna mendukung perkembangan generasi santri yang unggul dan inovatif. (OM)