KUNINGAN ONLINE – Limbah Kotoran Hewan (Kohe) yang terjadi di wilayah Kecamatan Cigugur, menjadi perhatian penting bagi semua stakeholder terkait. Sebab, persoalan ini dari tahun ke tahun belum ditangani secara tuntas.
Anggota Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Kuningan, Sri Laelasari mengatakan Pemkab Kuningan diharapkan dapat menyelesaikan limbah Kohe hingga tuntas agar tidak mencemari lingkungan terutama aliran sungai.
“Pemkab Kuningan agar memperhatikan persoalan kohe yang sejak dulu belum tuntas,” kata Sri, usai mendampingi Sekda Kuningan meninjau tempat pengolahan limbah kotoran sapi di Blok Babakan, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Senin (27/5/2024).
Dikatakan Sri, sebelumnya Pj Bupati Kuningan datang ke sini, bahkan memberikan bantuan dan sekarang Sekda Kuningan dihadiri juga oleh Kadis Lingkungan Hidup, Kadis Peternakan Perikanan, Kadis PUTR, BTNGC, Camat Cigugur, Koperasi Susu serta Kades Cisantana, agar persoalan limbah peternakan bisa diselesaikan secara terintegrasi.
“Tadi saya mendengar langsung Pak Sekda meminta kepada Direktur PAM Tirta Kamuning untuk pengadaan pipa, begitu pua menginstruksikan Kadis PUTR menata jalan lingkungan dari dan ke lokasi pengolahan kohe,” katanya.
Menurutnya, akses jalan di lokasi pengolahan limbah kohe sangat penting bukan hanya untuk satu kelompok peternak saja tetapi beberapa kelompok.
“Pengolahan kohe di Lamping Kidang sudah bisa dijadikan pupuk dan briket, tinggal pemasarannya, kita mencari lembaga lain melalui program CSR untuk membantunya,” tuturnya.
Persoalan kohe ada di hulu dan bisa berdampak kepada lingkungan, pengolahan limbah yang ia lihat barusan diharapkan bisa mengurai permasalahan tersebut san dijadikan percontohan di tempat lainnya.
Berdasarkan pembicaraan dengan BTNGC di bawah tempat pengolahan limbah dekat Arunika terdapat kandang ternak, maka harus dicari solusi bagaimana mengangkut kotoran ternak ke atas.
Terkait pabrik pengolahan kohe di Cipari, ia menegaskan kepada Pemkab Kuningan agar dilanjutkan karena pabrik itu sudah diresmikan dan jangan sampai terbengkalai tidak ada manfaatnya.
“Saya sudah bicara dengan Pak Sekda tentang pabrik itu agar difungsikan dan PDAU harus dilibatkan supaya pabrik pengolahan kohe ada aktivitanya, jika hanya bicara kontrak yang dipersoalkan PDAU sampai kapan pun tidak akan selesai,” pungkasnya. (OM)