KUNINGAN ONLINE – Status jabatan di laman resmi Pemerintah Kabupaten Kuningan kembali menuai sorotan. Dalam laman tersebut, tertulis bahwa Dr. H. Asep Taufik Rohman, M.Si., M.Pd. menduduki posisi Sekretaris Daerah (Sekda), padahal saat ini statusnya adalah Penjabat (Pj) Sekda.
Kesalahan ini menjadi sorotan karena sebelumnya Dr. H. Asep Taufik Rohman, M.Si., M.Pd dilantik sebagai Penjabat Sekretaris Daerah oleh Penjabat Bupati Kuningan, Dr. Drs. H. Raden Iip Hidajat, M.Pd., pada Jumat (9/8/2024), menggantikan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., yang sedang cuti di luar tanggungan negara.
Prosesi pelantikan berlangsung di teras Pendopo Kuningan. Namun, di halaman resmi kuningankab.go.id, jabatan Dr. Asep Taufik Rohman tertulis sebagai “Sekretaris Daerah” tanpa mencantumkan status sebagai Penjabat (Pj).
Sementara itu, untuk jabatan Penjabat (Pj) Bupati Kuningan, laman yang sama mencantumkan status yang benar, yakni “Penjabat Bupati Kuningan DR. H. Agus Toyib, S.Sos., M.Si.”
Kesalahan penulisan ini mendapat tanggapan dari salah satu pemuda Kuningan yang juga menjabat Sekjen Democracy Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Kuningan, Nova Rizky Sugema. Ia mengkritik ketidaktelitian pengelola website pemerintah daerah.
“Status jabatannya harusnya dituliskan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah, bukan Sekretaris Daerah. Karena belum ada keputusan definitif. Hal seperti ini perlu perhatian lebih agar tidak menimbulkan pandangan lain,” tegas Nova Selasa (10/12/2024).
Ia juga menyoroti pentingnya ketelitian dalam pengelolaan informasi resmi, terlebih ketika isu terkait Open Bidding (OB) untuk jabatan Sekda sedang ramai diperbincangkan.
Kesalahan dalam penyajian informasi ini bisa memicu interpretasi yang keliru di tengah masyarakat. Selain menimbulkan ketidakpercayaan publik, hal ini juga dapat menciptakan persepsi negatif terhadap transparansi dan profesionalisme pengelola informasi pemerintahan.
“Pengelola website pemerintah daerah diharapkan segera memperbaiki kesalahan ini dan memastikan keakuratan informasi demi menjaga kredibilitas di mata masyarakat,” pungkasnya. (OM)