KUNINGAN ONLINE – Masyarakat Blok Puhun, Kampung Bubulak Padjajaran, Desa Sidaraja, Kecamatan Ciawigebang, kembali menggelar tradisi budaya “Mungkur Agung” yang telah menjadi warisan turun-temurun.
Ketua pelaksana kegiatan, Rafly Zulfikar, menjelaskan bahwa tradisi ini telah berlangsung selama puluhan tahun, meskipun sempat terhenti pada tahun 2009. Namun, sejak tahun 2019, tradisi ini kembali dilaksanakan dan rutin digelar setiap tahun.
“Mungkur Agung merupakan warisan budaya yang sudah mengakar di Kampung Bubulak. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga bentuk syukur dan doa bersama agar terhindar dari mara bahaya,” ujar Rafly.
Dalam rangkaian acara “Mungkur Agung”, masyarakat menyelenggarakan berbagai kegiatan, antara lain:
- Ngaruat Jagat dan Doa Tolak Bala – ritual pembersihan dan permohonan keselamatan.
- Mapag Pare dan Hasil Bumi – menyambut panen sebagai bentuk syukur atas rezeki alam.
- Ngarajah – pembacaan doa dan rajah dalam tradisi Sunda.
- Debus – pertunjukan seni bela diri tradisional bernuansa spiritual.
- Botram – makan bersama di jalan sebagai simbol kebersamaan dan kekeluargaan.
- Tarawangsa – pertunjukan musik tradisional yang sakral.
Pendanaan kegiatan ini bersumber dari sumbangan sukarela warga, baik berupa uang maupun hasil bumi. Semua itu digunakan untuk keperluan acara dan makan bersama dalam suasana kebersamaan.
Rafly berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kabupaten Kuningan untuk semakin percaya diri dalam melestarikan budaya lokal masing-masing. Menurutnya, tradisi seperti ini dapat menjadi ciri khas atau ikon desa, sekaligus memperkuat identitas budaya daerah. (OM)