UM Kuningan Gelar Diskusi dan Bangun Kolaborasi Pentahelix untuk Penguatan Ketahanan Pangan Berbasis Peternakan

Informasi, Pendidikan2,673 views

KUNINGAN ONLINE – Universitas Muhammadiyah (UM) Kuningan terus memperkuat perannya dalam pengembangan sektor peternakan di Kabupaten Kuningan. Dalam sebuah pertemuan yang melibatkan akademisi, masyarakat, pemerintah daerah, dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), UM Kuningan membahas strategi ketahanan pangan berbasis peternakan.

Diskusi tersebut diselenggarakan oleh Prodi Peternakan Fakultas Farmasi Kesehatan dan Sains Universitas Muhammadiyah Kuningan sekaligus Buka Bersama, di Kampus 2 UM Kuningan, Rabu (19/3/2025).

Iklan

Rektor UM Kuningan, Dr. Apt. Wawang Anwarudin, M.Sc., menyampaikan bahwa pendirian program peternakan di universitas ini sejalan dengan program pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan.

“Keberadaan prodi peternakan ini sangat penting dalam membangun ketahanan pangan berbasis desa. Melalui sinergi antara akademisi dan masyarakat, kita bisa menciptakan sistem peternakan yang lebih profesional, efektif, dan efisien,” ujarnya.

Iklan

Iklan

Rektor Wawang juga menekankan bahwa UM Kuningan memiliki sumber daya akademik yang mumpuni, termasuk dosen-dosen yang ahli dalam pengolahan pakan ternak serta pengelolaan limbah peternakan. Limbah kotoran hewan (kohe), misalnya, dapat diolah menjadi pupuk organik cair maupun padat yang bernilai ekonomis.

Peternakan sebagai Solusi Ketahanan Pangan

Ketua Program Studi S1 Peternakan, Choirul Badriah, S.Pt., M.Si., menjelaskan bahwa Prodi Peternakan UM Kuningan resmi berdiri pada 3 Juli 2024 dan saat ini memasuki semester kedua dengan sembilan mahasiswa.

“Peternakan merupakan sektor yang sangat potensial di Kuningan. Dengan adanya Prodi Peternakan, kita ingin membantu masyarakat mengembangkan sistem peternakan yang profesional dan berkelanjutan,” ujarnya.

Ia menerangkan, acara ini juga diisi dengan kegiatan buka puasa bersama bertema “Sinergi Berkelanjutan untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional Berbasis Peternakan.”

“Tema ini mengacu pada program Asta Cita pemerintah Presiden Prabowo Subianto, di mana 20% dari anggaran desa wajib dialokasikan untuk ketahanan pangan yang dikelola oleh BUMDes,” terangnya.

Namun, lanjut Choirul banyak pengelola BUMDes masih mengalami kendala dalam mengelola dana ketahanan pangan yang cukup besar, berkisar antara Rp100 juta hingga Rp300 juta.

“Oleh karena itu, Prodi Peternakan UM Kuningan bersama Dinas Perikanan dan Peternakan serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa berkolaborasi untuk memberikan pendampingan kepada BUMDes agar dapat memanfaatkan dana tersebut dengan optimal,” ujarnya.

Potensi Peternakan di Berbagai Wilayah Kuningan

Melalui survei yang dilakukan, UM Kuningan menemukan bahwa setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda dalam potensi peternakan.

  • Wilayah Cigugur yang beriklim dingin lebih cocok untuk pengembangan sapi perah.
  • Wilayah Ciawigebang yang relatif panas lebih sesuai untuk domba dan kambing.
  • Peternakan ayam petelur dan sapi potong juga menjadi sektor yang potensial di beberapa daerah lainnya.

Untuk memperkuat sinergi antara akademisi dan masyarakat, Prodi Peternakan UM Kuningan telah menjalin komunikasi dengan berbagai pelaku usaha peternakan di Kabupaten Kuningan, seperti peternakan sapi perah di Cisantana, peternakan ayam petelur, serta peternakan domba di Ciawigebang.

Ke depan, Prodi Peternakan UM Kuningan berencana mengembangkan kurikulum berbasis kebutuhan industri, sehingga lulusan dapat langsung terserap di dunia kerja, baik di sektor industri maupun pemerintahan.

Narasumber dalam acara ini meliputi drh. Rofiq (Plt. Kepala Bidang, Dinas Peternakan dan Perikanan), H. M. Budi Alimudin (Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa), Aam Rohmat (Asosiasi BUMDes dan BUMDesma Kabupaten Kuningan), Ari Abdulah, S.Pt., M.Pt. (Dosen Prodi Peternakan UM Kuningan) dan Ustadz Dadan Rohmatun, Lc. (Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kuningan).

Dengan adanya kerja sama ini, UM Kuningan berharap dapat mencetak lulusan yang tidak hanya berkompeten secara akademik tetapi juga mampu memberikan solusi bagi ketahanan pangan berbasis peternakan di Kabupaten Kuningan. (OM)