Rubuha Lawan Tikus, Diskatan Kuningan Bangun Pertanian Tangguh Berbasis Ekologi

KUNINGAN ONLINE – 10 Mei 2025
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan kembali menegaskan komitmennya dalam membangun pertanian yang tangguh dan berkelanjutan.

Dipimpin langsung oleh Kepala Dinas, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., Diskatan menggulirkan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Hama Tikus melalui pembangunan Rumah Burung Hantu (Rubuha) di Desa Jalaksana pada Jumat (9/5).

Iklan

Langkah taktis ini menjadi bagian dari strategi pengendalian hama yang mengedepankan pendekatan ekologis, tanpa merusak keseimbangan lingkungan. Rubuha dibangun sebagai tempat tinggal bagi burung hantu, predator alami tikus yang kerap menjadi ancaman laten di lahan pertanian.

“Ini bukan respons reaktif, tapi tindakan antisipatif. Kita ingin petani di Kuningan terbiasa menghadapi potensi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan strategi ramah lingkungan,” tegas Dr. Wahyu.

Iklan

“Rubuha adalah simbol dari komitmen kita menjaga sawah tetap produktif dan aman dari ancaman hama.”

Ia menambahkan bahwa pertanian modern tak hanya bicara soal hasil panen, namun juga keberlanjutan ekosistem.

“Kami tidak ingin petani sekadar panen, tapi panen cerdas—yang menjaga ekosistem tetap hidup. Ekosistem seimbang, panen gemilang—ini bukan slogan, ini aksi nyata,” imbuhnya.

Program Rubuha ini digerakkan melalui kolaborasi antara Diskatan, UPTD Jalaksana, UPTD Brigade Proteksi, dan Gapoktan Laksana Jaya. Petani setempat menyambut baik inisiatif ini karena menawarkan solusi konkret dan meningkatkan kesadaran ekologis di kalangan petani.

“Kami merasa lebih percaya diri menghadapi musim tanam karena ada dukungan langsung dari pemerintah,” ujar salah seorang petani dari Gapoktan Laksana Jaya.

Diskatan menegaskan bahwa program Rubuha akan terus diperluas ke wilayah-wilayah lain di Kabupaten Kuningan yang rawan serangan tikus. Pendekatan berbasis ekosistem menjadi arah kebijakan utama dalam menjaga ketahanan pangan.

“Kami ingin Kuningan menjadi role model pertanian ramah lingkungan di Jawa Barat,” pungkas Dr. Wahyu. (OM)