KUNINGAN ONLINE – Menyambut Hari Raya Idul Adha 2025, Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) Padaringan DIRAHMATI (Diskon Harga Hemat Tahan Inflasi).
GPM ini digelar selama 19–23 Mei 2025 di lima desa rentan pangan dan disambut antusias masyarakat sejak pagi hari.
GPM bukan sekadar pasar murah, tapi bentuk nyata kepedulian pemerintah terhadap stabilitas harga pangan dan pengendalian inflasi, khususnya menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional.
Di Desa Wano, Kecamatan Japara, Senin (19/5), Wakil Bupati Kuningan Hj. Tuti Andriani menegaskan pentingnya langkah konkret menjaga daya beli masyarakat.
“Kegiatan ini bagian dari strategi holistik, menghubungkan produksi, distribusi, hingga konsumsi dalam satu rantai kepedulian,” ujar Wabup Tuti.
Berdasarkan data BPS, inflasi tahunan di Jawa Barat per Desember 2024 mencapai 1,64 persen. Tanpa intervensi seperti GPM, angka tersebut dinilai berpotensi meningkat.
Kepala Diskatan, Dr. Wahyu Hidayah, menegaskan bahwa GPM Padaringan DIRAHMATI merupakan salah satu program unggulan Bupati-Wakil Bupati dalam 100 hari kerja.
“Ini bukan sekadar pasar murah. Ini hadiah nyata untuk rakyat,” kata Wahyu saat GPM di Desa Sukasari, Mandirancan (21/5).
“Kami ingin mendorong kemandirian pangan desa dan memperkuat ketahanan ekonomi keluarga,” tambahnya.
Program ini juga jadi sarana promosi produk lokal. Di Desa Cihideung Girang Kecamatan Cidahu, Kamis (21/5), Wahyu mengajak masyarakat mencintai hasil bumi sendiri.
Sementara di Desa Jatisari, Kecamatan Subang (22/5), rekor harga terendah dicatatkan: beras medium dijual hanya Rp9.000/kg.
Puncak rangkaian GPM digelar di Desa Pakapasan Girang, Kecamatan Hantara, Jumat (23/5). Dr. Wahyu kembali menegaskan bahwa GPM bukan sekadar rutinitas, tetapi bentuk komitmen menjangkau masyarakat hingga pelosok.
“Kami pastikan pasokan aman, kebutuhan terpenuhi, harga nyaman, dan rakyat girang,” tuturnya.
Ketua Komisi II DPRD Kuningan Jajang Jana menyebut GPM sebagai bentuk nyata sinergi eksekutif dan legislatif. Di lokasi yang sama, Ketua TP PKK Hj. Ela Helayati menyoroti potensi Jatisari sebagai sentra beras organik.
“Kami dorong ibu-ibu PKK memasarkan produk lokal ini. Ini masa depan pertanian sehat,” ujarnya.
Akrab dengan Akronim
Uniknya, tiap desa pelaksana GPM diberi akronim khusus sebagai bentuk apresiasi dan motivasi:
WANO (Japara): Wujudkan Akses Pangan, Nyaman dan Optimal
SUKASARI (Mandirancan): Suplai Kebutuhan Aman, Stabilitas Harga Terkendali
CIHIDEUNGGIRANG (Cidahu): Ciptakan Harga Ideal, Ekonomi Unggul, Masyarakat Gembira dan Riang
JATISARI (Subang): Jaga Akses Pangan Terjangkau, Inflasi Stabil, Rakyat Mandiri dan Berseri
PAKAPASANGIRANG (Hantara): Pasokan Aman, Kebutuhan Pangan Stabil, Harga Nyaman, Rakyat Girang
Melalui GPM Padaringan DIRAHMATI, Pemkab Kuningan berharap masyarakat bisa mengakses bahan pangan pokok berkualitas dengan harga terjangkau, sekaligus mendorong kemandirian dan pemberdayaan desa dalam produksi pangan lokal. (OM)