Pembangunan JLTS Kuningan Terkendala Efisiensi Anggaran, DPUTR : Masih Diharapkan Lewat Skema Multi-Years

KUNINGAN ONLINE – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Kuningan, Ir. I Putu Bagiasna, M.T., menjelaskan perkembangan pembangunan infrastruktur, khususnya Jalan Lingkar Timur Selatan (JLTS), serta kendala efisiensi anggaran dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Menurutnya, pembangunan infrastruktur di Kuningan dibantu oleh Bina Marga, termasuk oleh tokoh asal Kuningan yang kini menjadi pejabat di Direktorat Jenderal Bina Marga, Bapak Dian Rahmat Arif. Ia menyebut, Pak Dian telah bertemu langsung dengan Bupati untuk membahas kelanjutan pembangunan JLTS.

Iklan

Namun, pembangunan sempat terkendala akibat adanya efisiensi anggaran dari Kementerian PU. Awalnya, ia optimistis proyek bisa dilaksanakan tahun ini dengan skema multi-years selama dua tahun, meskipun dana alokasi khusus (DAK) yang sebelumnya hampir mencapai 40 miliar, termasuk untuk JLTS, kini hilang karena efisiensi.

“Dana tersebut sebelumnya direncanakan dari berbagai sumber, seperti DAK, Dana Alokasi Umum (DAU), dan lainnya,” tuturnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (8/5/2025).

Iklan

Putu menyampaikan kabar baik, bahwa dari efisiensi Rp 80 miliar, kini sekitar Rp 25 miliar dikembalikan ke PU. Dana ini bisa dimanfaatkan untuk proyek strategis nasional (PSN), jalan tol, atau program lainnya, termasuk IJD (Inpres Jalan Daerah).

Ia menyayangkan bahwa meskipun Kuningan sudah masuk IJD, kabupaten lain seperti Cirebon bisa lebih cepat masuk ke Balai Besar atau Ditjen Bina Marga karena faktor-faktor non-teknis seperti lobi politik.

Terkait Jalan Lingkar Timur Selatan (JLTS), menurutnya proyek tersebut terdiri dari dua segmen besar. Pertama segmen, Windujanten–Cibinuang–Citangtu, sepanjang hampir 5 km, sebagian besar sudah dibebaskan lahannya, dan tinggal menyelesaikan beberapa bidang kecil.

“Kedua, segmen Winduhaji–Karangtawang–Sindangsari–Ancaran–Kertawangunan, yang belum ada pembebasan lahannya sama sekali, meskipun peta bidang tanah (PBT) sudah ada. Anggaran pembebasan lahan senilai Rp20 miliar sempat disiapkan, namun dibatalkan akibat refocusing anggaran,”paparnya.

Untuk pembangunan fisik, progres dari segmen pertama (Windujanten–Citangtu) sudah masuk tahap Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan siap dibangun secara fungsional, hingga ke tahap pondasi jalan dengan estimasi biaya Rp90 miliar.

“Proposalnya sudah diajukan ke Kementerian PU dan memungkinkan untuk dibangun secara bertahap melalui skema multi-years,” pungkasnya. (OM)