SEMARANG – Anggota DPR RI Komisi XII dari Fraksi Partai Gerindra, H. Rokhmat Ardiyan (HRA), menyampaikan apresiasi atas kinerja PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) yang mengelola PLTU Batang. Hal ini disampaikannya saat Kunjungan Kerja Specifik Komisi XII DPR RI ke lokasi pembangkit listrik tersebut.
“Kami melihat PT BPI telah berkontribusi secara nyata terhadap lingkungan sekitar. Mulai dari pendidikan gratis, pembangunan mushola, hingga perbaikan infrastruktur jalan. Bahkan menurut informasi, pemerintah daerah setiap tahunnya mendapat dana kompensasi kurang lebih Rp18 miliar,” kata Kapoksi Komisi XII DPR RI Fraksi Gerindra, Jumat (25/4/2025).
Namun, ia juga mencatat adanya persoalan yang belum tuntas, khususnya terkait pembebasan lahan. Rokhmat menegaskan perlunya penyelesaian secara adil dan manusiawi.
“Kami minta masalah pembebasan lahan ini diselesaikan dengan pendekatan yang baik, dengan kompensasi yang layak serta sosialisasi yang maksimal agar masyarakat tidak dirugikan,” ujarnya peraih Person of The Year 2024.
Lebih lanjut, Rokhmat menyoroti pentingnya komitmen PLTU Batang dalam menekan emisi karbon dengan penggunaan teknologi super ultra critical. Teknologi ini dinilai mampu mendukung transisi energi menuju energi hijau yang lebih bersih dan berkelanjutan.
“Komisi XII mendorong agar PLTU tidak hanya memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Air harus tetap bersih, udara tetap segar, dan tanah tetap sehat,” tegasnya.
Ia pun mendukung adanya alokasi anggaran untuk riset dan pengembangan teknologi rendah emisi di seluruh PLTU di Indonesia. Rokhmat berharap langkah yang dilakukan oleh PLTU Batang dapat menjadi contoh bagi PLTU lainnya, termasuk di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
“Program Presiden Prabowo sangat ketat terhadap isu lingkungan. Maka kami dari DPR akan terus mengawal agar teknologi ramah lingkungan ini diterapkan secara nasional. Energi hijau bukan hanya idealisme, tapi keharusan demi kemakmuran bangsa dan negara,” pungkasnya.
Asal tahu saja, PLTU Batang itu sendiri beroperasi sejak tahun 2021, silam. Dan PLTU Batang merupakan bagian proyek strategis nasional dari program Fast Track 2 (FTP-2) pemerintah Indonesia. Disisi lain, PLTU Batang digenjot guna merealisasikan pembangunan infrastruktur listrik.
Sementara itu, PT Bhimasena Power Indonesia merupakan konsorsium yang terdiri dari J-Power (Electric Power Development Co., Ltd.). Perusahaan setrum asal negeri sakura dengan nilai saham sebesar 34%. Adaro Power yakni, anak usaha PT Adaro Energy Indonesia dengan saham 34%. Dan Itochu Corporation Perusahaan perdagangan Jepang dengan nominal saham 32%. (OM)