Diskusi Sarukun, Generasi Milenial Jasmerah dan Asset Bangsa

KUNINGAN ONLINE – Tangtangan zaman bagi generasi Milenial tidak bisa disamakan dengan generasi terdahulu. Terutama mereka yang berstatus Mahasiswa, tentunya butuh asupan nutrisi kolaborasi untuk menyelaraskan arus perkembangan zaman.

Terlebih saat ini Indonesia masih dilanda pandemi Covid-19. Oleh karena itu dalam mencari solusi Sarjana Urang Kuningan (SARUKUN) menggelar diskusi pada Sabtu (19/6/2021) di Santana Resto Palutungan dengan dihadiri dari beberapa undangan seperti teman-teman aktivis mahasiswa, BEM perguruan tinggi yang ada di Kuningan, KNPI serta di hadiri pula oleh beberapa anggota DPRD Kuningan.

Iklan

Diskusi ini dikemas dengan ngobrol santai dengan menghadirkan narasumber yang dapat memberikan pandangan serta solusi bagaimana kolaborasi antara generasi muda dan generasi terdahulu dapat menghadapi perkembangan zaman kedepan.

Seperti dari generasi milenial diwakili oleh H. Zeze Zaenal Mutaqin, S.Pd yang akrab dipanggil dengan kang Zeze sebagai salah satu orang yang konsen di dunia literasi dan kepramukaan dan Lia Nuryanah, S.P yang konsen menggeluti dunia pertanian.

Iklan

Sedangkan dari Generasi Terdahulu menghadirkan narasumber yaitu KH Aang Asyari, LC, MA salah satu Komisioner BAZNAS Kuningan dan juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fattah Lengkong Kuningan, dan H. Uba Sobari selaku Ketua KADIN Kuningan.

Anggi Alamsyah selaku Ketua Panitia dalam mengatakan, bahwa generasi milenial harusnya mampu berkolaborasi dengan genarsi terdahulu karena mereka mempunyai banyak pengalaman.

“Bentuk kolaborasi generasi milenial dengan generasi terdahulu tentunya sangat diperlukan untuk menyongsong sukses generasi masa depan. Hal ini dapat diaktualisasikan dalam berbagai bidang, seperti dibidang seni, kewirausahaan, kesehatan dan lain lain, makanya kami SARUKUN mengadakan diskusi untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada,” ujar Anggi Alamsyah.

Ia berharap, bahwa generasi milenial mampu diberikan ruang yang besar untuk berekspresi.

“Harapan kami kedepan tentunya ruang ruang yang dibutuhkan generasi milenial besar, Dengan demikian apabila kekuatan kolaborasi imajinasi generasi milenial dengan pengalaman generasi terdahulu di sinergikan sudah barang tentu kedepan kita akan lebih siap menghadapi arus tantangan zaman,” harapnya.

KH Aang Ashari dalam pemaparannya menyampaikan tentang aspek kolaborasi yang bisa digarap oleh generasi milenial terkait dengan sikap dan pandangannya.

“Kolaborasi dalam berbagai aspek tentunya menjadi sendi krusial dalam kebangkitan atau kemajuan suatu daerah dan bangsa. Jika semangat kolaborasi yang dibangun adalah kompetisi berorientasikan nilai, jabatan dan kekuasaan, kita akan terjebak dalam labirin saling menjatuhkan. Padahal, untuk menghadapi tantangan masa depan yang kian rumit, kita harus bekerjasama berkolaborasi,” paparnya.

Sementara, H. Uba Sobari berharap, genarasi milenial dan genarasi terdahulu mampu berkolaborasi serta sharing pengalaman.

“Saya terbuka ketika temen-temen generasi milenial ingin ngobrol, diskusi ataupun sharing terkait pengalaman, karena kami sudah banyak pengalamannya dibanding dengan teman-generasi sekarang. Jadi silahkan karena itu akan memperkaya pengetahuan supaya tidak salah melangkah,” ujarnya.

Ditempat yang sama, kang Zeze memaparkan tentang kontribusi apa yang bisa diberikan oleh generasi mileial kepada Pemerintah.

“Generasi Milenial merupakan asset sebuah bangsa, saya berharap dengan segala kemampuannya generasi milenail mampu untuk belajar kepada generasi terdahulu. Karena mereka sudah banyak pengalamannya. Sehingga generasi milenial mempunyai arah yang jelas dalam menyongsong kehidupan kedepan. Saya melihat generasi milenial mempunyai bakat dan pengetahuan yang sangat luar biasa diantaranya mereka melek teknologi, informasi. Sehingga dengan bekal itu mampu berkontribusi di bdiangnya masing-masing. Seperti di bidang literasi atau pendidikan, pertanian, ekonomi bahkan politik,” paparnya.

Lia Nuryanah selaku generasi milenial yang konsen di bidang pertanian berharap, teman-teman seangkatannya untuk peduli terhadap dunia pertanian.

“Saya berharap teman-teman yang ada disini untuk lebih peduli pada bidang pertanian, karena saya melihat generasi sekarang antipasti sekali terhadap dunia pertanian. Jadi dengan adanya generasi milenial yang terjun di dunia pertanian akan membuat gebrakan yang bagus,” pungkasnya. (OM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *