KUNINGAN ONLINE – Pemerintah Desa Muncangela, Kecamatan Cipicung, meluncurkan Program Desa Alpukat Tahun 2025 dengan menyediakan sebanyak 700 bibit alpukat yang siap ditanam di pekarangan rumah warga maupun di lahan kosong milik desa, Selasa (27/5/2025).
Program ini merupakan upaya strategis untuk memberdayakan potensi lahan tidur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dari aspek ekonomi maupun kesehatan.
Muhktar Ibnu Thalab, selaku penyuluh dan konsultan program, menyampaikan bahwa pengembangan alpukat dipilih karena potensi pasarnya yang masih sangat menjanjikan dalam jangka panjang.
“Alpukat termasuk superfood yang kaya gizi dan sangat direkomendasikan dalam program diet, terutama bagi penderita diabetes. Dari sisi ekonomi, harga alpukat masih tinggi, bisa mencapai Rp20.000/kg di kebun, dan di pasar bahkan bisa menembus Rp40.000–50.000/kg,” jelasnya.
Muhktar juga menekankan bahwa program ini dapat menjadi solusi pemanfaatan lahan pekarangan yang selama ini belum produktif.
Sementara itu, Kepala Desa Muncangela, Enco Carsa, menuturkan bahwa program ini merupakan kelanjutan dari berbagai inisiatif desa untuk meningkatkan ekonomi warga, seperti Festival Rangginang dan penguatan UMKM melalui konsep tanam, petik, olah, jual.
“Kami ingin Desa Muncangela bukan hanya dikenal dari UMKM-nya, tapi juga sebagai desa penghasil alpukat. Apalagi di desa kami sudah ada penangkar bibit alpukat dari berbagai jenis seperti jenis Mickey, Aligator, dan alpukat lokal,” ungkapnya.
Enco juga menjelaskan bahwa penyaluran bibit akan mempertimbangkan kesiapan dan komitmen warga untuk merawat tanaman tersebut, agar program tidak berhenti sebatas pembagian bibit. Targetnya, dalam 3–4 tahun ke depan pohon-pohon alpukat ini sudah mulai berbuah dan bisa dipanen 1–2 kali dalam setahun.
Desa Muncangela berharap ke depan dapat menjadi ikon “Desa Alpukat” tidak hanya di Cipicung, tapi juga di tingkat Kabupaten Kuningan. (OM)