KUNINGAN ONLINE – Upaya mendukung ketahanan pangan lokal dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Desa Cileuya Kecamatan Cimahi, bagikan bibit palawija, bertempat di alun-alun desa.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Dr. Wahyu Hidayah, M.Si hadir dalam acara mewakili Pj. Bupati Kuningan, Kepala DPMD Kuningan, Camat Cimahi, dan undangan lainnya.
Kepala Desa Cileuya Warjo menjelaskan, kegiatan program ketahanan pangan tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan warga Cileuya. Adapun sumber pembiayaan berasal dari dana desa sebesar 20%.
“Hari ini dilakukan pembagian 1.000 paket plastik berisi pupuk organik, pupuk cair, 10 macam bibit tanaman (kangkung, tomat, cabai rawit, jahe, kol, lobak, daun bawang, seledri dan sawi), alat semprot, polybag dan pupuk urea,” kata Warjo, Kamis (8/8/2024).
Ia menerangkan, bahwa Pemdes Cileuya menggunakan dana desa sebesar 20%, di gunakan untuk fasilitasi jalan usaha tani, jembatan usaha tani, pembelian bibit tanaman palawija disertai pupuk dan polybag.
“Dan masyarakat masing-masing akan mendapatkan 10 jenis bibit tanaman, yang harus di pelihara dengan baik,” terangnya.
Warjo mengatakan, masyarakat yang telah diberikan tanaman tersebut, akan mendapatkan pendampingan dari para penyuluh pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan.
Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) menyampaikan apresiasi dari Pj. Bupati Kuningan kepada Pemerintah Desa Cileuya yang telah menyelenggarakan kegiatan pembagian bibit palawija pekarangan dengan dana swadaya/APBDes.
“Hal tersebut sejalan dengan program Pemkab Kuningan melalui kegiatan Melak Beu,” ujar Wahyu.
Wahyu menyatakan pentingnya pengelolaan pekarangan sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan akses terhadap pangan sehat dan bergizi.
“Kami percaya bahwa dengan memanfaatkan pekarangan rumah, setiap keluarga dapat berkontribusi pada ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan. Bibit Volatile Food ini diharapkan dapat ditanam di pekarangan rumah masing-masing, untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari dan juga untuk potensi penghasilan tambahan,” imbuhnya.
Menurut Wahyu, Program Melak Beu muncul karena didasari oleh adanya potensi lahan, sumber daya manusia, teknologi tepat guna dan hasil pemasaran dapat dimanfaatkan oleh keluarga untuk memenuhi serta menambah gizi keluarga, untuk mengentaskan kemiskinan dan stunting.
“Jenis tanaman yang akan di bagikan pada hari ini yaitu jenis tanaman volatile food atau tanaman yang berkontribusi dalam inflasi, jadi bapak/ibu dengan menanam tanaman di pekarangan ikut menjadi pahlawan penjaga inflasi” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut Wahyu memberikan tantangan kepada Desa Cileuya untuk mandiri pangan.
“Saya memberikan tantangan kepada Desa Cileuya, bisa tidak dari panen ke tanam maksimal 2 Minggu? Nanti akan kami berikan reward dari Diskatan. Dari Pemkab Kuningan, kami berharap melalui inisiatif kegiatan ini dapat mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan di Desa Cileuya khususnya, serta masyarakat agar berpartisipasi aktif untuk memanfaatkan kesempatan dalam budidaya tanaman yang hari ini telah dibagikan,” paparnya.
Kadis Katan menekankan, kemandirian pangan di desa menjadi semakin penting dalam menghadapi tantangan global saat ini. Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan, ekonomi lokal, dan keberlanjutan lingkungan, masyarakat Desa Cileuya.
Wahyu mengajak semua pihak untuk lebih memperhatikan dan mendukung pengembangan kemandirian pangan.
“Kemandirian pangan memungkinkan desa untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan dari luar,” ujarnya.
Dengan memproduksi pangan sendiri, lanjut Wahyu, desa dapat menghadapi krisis pangan dan fluktuasi harga dengan lebih baik, menjaga kestabilan pasokan makanan untuk masyarakatnya.
“Dengan memproduksi pangan secara mandiri, desa dapat mengurangi pengeluaran untuk membeli makanan, memungkinkan alokasi sumber daya untuk kebutuhan lain. Hal Ini dapat membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” pungkasnya. (OM)