Frekuensi Bencana di Kuningan Meningkat Tajam, Kalak BPBD: November Sudah Lebih dari 30 Titik Kejadian

Informasi, Insiden173 views

KUNINGAN ONLINE – Memasuki puncak musim hujan, Kabupaten Kuningan mengalami peningkatan signifikan frekuensi kejadian bencana alam. Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana, menyampaikan bahwa sejak awal November hingga tanggal 13, sudah tercatat lebih dari 30 titik kebencanaan, meningkat tajam dibandingkan Oktober yang hanya sekitar 14 titik.

Menurut Indra, intensitas hujan harian yang terjadi sejak siang hingga malam hari memicu berbagai peristiwa, khususnya tanah longsor, TPT longsor yang berdampak pada rumah warga, pohon tumbang, hingga kerusakan sarana prasarana jalan.

Iklan

Salah satu kejadian terbaru adalah longsor yang terjadi di wilayah Cimenga, yang menyebabkan separuh badan jalan kabupaten tergerus. Kondisi ini menjadi perhatian serius Bupati Kuningan bersama jajaran terkait.

“Tim dari dinas teknis sedang menilai tingkat keparahan kerusakan, terutama terkait aspek aksesibilitas. Sementara ini kendaraan roda dua dan mobil kecil masih bisa melintas dengan rekayasa lalu lintas tertentu,” ujar Indra, kepada Kuninganonline.com, Sabtu (15/11/2025).

Iklan

BPBD bersama stakeholder telah melakukan penutupan sementara pada sisi jalan yang longsor, memasang pengaman, dan menambah saluran drainase agar air tidak kembali menggerus badan jalan.

Selain longsor, sejumlah titik juga mengalami genangan air akibat buruknya tata kelola saluran drainase. Tingginya debit air hujan tidak dapat ditampung oleh saluran yang ada, sehingga memicu luapan air di beberapa ruas jalan.

“Sebagus apa pun jalan dibangun, kalau tata kelola air di sekitarnya tidak maksimal, pada akhirnya akan merusak infrastruktur tersebut,” tegas Ibe sapaannya.

Pihaknya mengingatkan bahwa kondisi saat ini baru memasuki awal musim hujan. Berdasarkan prakiraan BMKG, puncak intensitas hujan diperkirakan terjadi pada akhir 2025 hingga Februari 2026.

Untuk meminimalisir risiko bencana, lanjut Ibe, BPBD Kuningan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi yang tinggal di daerah rawan longsor.

“Tidak membuang sampah sembarangan, karena dapat menyumbat drainase. Memantau prakiraan cuaca, terutama sebelum bepergian jauh. Peduli terhadap lingkungan sekitar dan segera melapor bila melihat potensi ancaman,” ujarnya.

“Kita harus saling peduli dan lebih aware terhadap lingkungan. Kewaspadaan bersama menjadi kunci untuk mengurangi dampak bencana,” pungkasnya. (OM)