Warga Cikalahang Cirebon Sampaikan Surat Terbuka ke Gubernur KDM Terkait Krisis Air Telaga Nilam, PAM Kuningan Hanya Janji

JABAR ONLINE — Permasalahan pemanfaatan air baku Telaga Nilam kembali memunculkan keresahan warga. Seorang warga Desa Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Dessy Aulia, menyampaikan surat terbuka kepada Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), agar segera turun tangan menyelesaikan polemik antara masyarakat Cikalahang–Kaduela dengan PDAM Kuningan.

Dalam surat terbukanya yang Ia tulis di media sosial, Dessy menyebut permasalahan ini telah berlangsung lama dan belum menemukan titik temu, terutama sejak adanya program pipanisasi kerja sama PDAM Kuningan dengan PDAM Indramayu yang memanfaatkan sumber air Telaga Nilam.

Iklan

“Dessy mewakili masyarakat Cikalahang memohon bantuan Gubernur KDM untuk menengahi permasalahan yang belum kunjung selesai,” tulisnya, Selasa (25/11/2025).

Ia juga berharap Gubernur berkenan turun langsung ke Cirebon dan Kuningan. Telaga Nilam selama puluhan tahun menjadi sumber air utama bagi warga Desa Cikalahang dan Desa Kaduela. Namun sejak dua tahun terakhir, setelah dilakukan pengambilan air sekitar 13 liter/detik untuk disalurkan ke Indramayu, warga mulai merasakan dampaknya.

Iklan

“Dengan pengambilan 13 liter per detik saja, sumur bor dan sumber air di Cikalahang mulai susut, bahkan ada yang sudah kering,” tulis Dessy dalam lampiran surat terbuka tersebut.

Kekhawatiran bertambah besar setelah beredar informasi bahwa PDAM Kuningan/PAM Tirta Kamuning berencana meningkatkan kapasitas pengambilan air dari Telaga Nilam hingga 250 liter/detik. Warga menganggap volume ini sangat berisiko dan bisa memicu bencana kekeringan di dua desa yang bergantung pada mata air tersebut.

Dessy mengungkapkan, PDAM Kuningan sebelumnya menjanjikan penyediaan air baku untuk warga Cikalahang melalui pemasangan tuk-tuk air di setiap blok desa. Namun hingga kini, warga belum mendapatkan realisasi dari janji tersebut.

“Warga wajib mempertanyakan janji PDAM Kuningan. Kapan akan direalisasikan?” tegas Dessy seryaa menanyakan realisasi janji PDAM Kuningan.

Sementara itu, informasi lain yang diterimanya menunjukkan adanya proses penambahan daya listrik oleh PDAM Kuningan atau kontraktor sebagai persiapan pemasangan pompa besar di Telaga Nilam.

Menurut Dessy, selain ancaman kekeringan, pengambilan air dalam jumlah besar berpotensi memicu konflik horizontal antara warga dua kabupaten.

“Ini bahaya, bisa menimbulkan bencana air dan konflik masyarakat,” ungkapnya.

Dessy menegaskan bahwa masyarakat mengharapkan Gubernur Jawa Barat hadir sebagai penengah untuk menyelesaikan persoalan ini secara adil.

“Kami berharap KDM Gubernur dapat membantu masyarakat Cikalahang dan Kaduela agar tidak menjadi korban dari krisis air,” ujarnya.

Ia menutup suratnya dengan doa agar warga sekitar Telaga Nilam dilindungi dari kemungkinan krisis air yang lebih parah. (OM)