KUNINGAN ONLINE – Ramainya pembicaraan warganet di berbagai platform media sosial soal longsornya di kawasan Objek Wisata Cilengkrang, Desa Pajambon, Kecamatan Kramatmulya, tudingan disebabkan oleh over kapasitas pembangunan Objek Wisata dan Resto Joglo Arunika di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, mendapat respon cepat dari Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kuningan.
BTNGC langsung meninjau lokasi kejadian pada Jumat (16/5/2025), bersama sejumlah pihak, termasuk Anggota Komisi XII DPR RI yang juga Owner Joglo Arunika, H. Rokhmat Ardiyan, Pengelola Wisata Cilengkrang Mulyadi, serta masyarakat sekitar.
“Kondisi longsor sudah kami tinjau dari hulu sampai hilir. Kita cek titik-titik rawan untuk langkah antisipasi, apalagi lokasi longsor berada di jalur lintasan pengunjung. Karena jalur terputus, kami pasang jembatan sementara,” ujar Kepala Seksi Wilayah I BTNGC Kuningan, Hayunita, didampingi Kasubag TU, Sanggar Yudha, Jumat (16/5/2025).
Hayunita menambahkan, pihaknya akan melakukan penanaman vegetasi endemik di titik-titik krusial untuk memperkuat daya serap tanah dan mencegah longsor lanjutan.
Mengenai penyebab longsor, BTNGC menyebut masih dalam tahap analisa. Namun hasil sementara menunjukkan longsor terjadi di kawasan yang memang masuk dalam wilayah TNGC, dengan kontur berbatu dan intensitas hujan tinggi saat kejadian.
“Air dengan debit tinggi menyeret material ke bawah,” jelasnya.
Menanggapi tudingan keterkaitan dengan pembangunan Joglo Arunika, Hayunita meminta masyarakat tidak mudah percaya informasi yang belum terverifikasi, terutama yang beredar di media sosial.
“Kita harus budayakan cek dan ricek. Saya lihat ada video tebing longsor yang disebar di medsos bersamaan dengan kejadian ini, padahal itu kejadian lama dan bukan karena Joglo Arunika. Waktu itu akibat pipa PDAM yang putus dan mengikis tebing,” tegas Hayunita, yang juga diamini petugas BTNGC, Fuad.
BTNGC menegaskan penanganan longsor ini dilakukan secara bersama-sama dengan seluruh pihak.
“Yang pasti ini dalam penanganan bersama. Jangan termakan hoaks, karena dampaknya kembali ke masyarakat,” pungkasnya. (OM)