KUNINGAN ONLINE – Kemiskinan di Kabupaten Kuningan bukan sekadar angka dalam laporan atau retorika semata. Kali ini, potret nyata kemiskinan muncul bukan dari pelosok desa, tetapi di tengah kota, tepatnya di Kelurahan Ciporang, bahkan di wilayah tempat tinggal Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si.
Adalah Arief Kurnia Gunawan (57), warga RT 40 RW 06 Kelurahan Ciporang, yang kini hidup dalam kondisi memprihatinkan. Bersama keluarganya, ia harus bertahan di rumah tak layak huni yang sewaktu-waktu bisa roboh. Ironisnya, rumah ini tak jauh dari pusat pemerintahan daerah.
Arief telah menderita stroke selama lima tahun terakhir, dan dalam 1,5 tahun terakhir, ia terpaksa tidur di halaman rumahnya karena kondisi bagian dalam rumahnya yang sudah terlalu rapuh dan membahayakan keselamatannya.
Beban keluarga Arief semakin berat karena putrinya, Intan Permata Kurniasari (34), yang kini menjadi tulang punggung keluarga, juga sedang berjuang melawan penyakit.
Ia membutuhkan cuci darah secara rutin, tetapi terhambat karena kepesertaan BPJS-nya yang tertunggak akibat keterbatasan ekonomi keluarga.
“Selama ini perhatian hanya datang dari tetangga sekitar, belum ada bantuan dari pemerintah untuk rumah ataupun pengobatan,” ungkap Arief dirumahnya, Rabu (2/3/2025).
Kondisi yang dialami Arief dan keluarganya menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah. Di tengah berbagai program pengentasan kemiskinan dan bantuan sosial, masih ada warga yang tertinggal dan luput dari perhatian.
Apakah rumah Arief tidak terdata dalam program bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)?, Mengapa BPJS Intan tidak mendapatkan bantuan iuran dari pemerintah untuk kategori warga miskin?
Apakah ada langkah konkret dari Dinas Sosial dan pihak terkait untuk segera membantu keluarga ini?
Pemerintah Kabupaten Kuningan diharapkan segera merespons cepat, baik melalui bantuan sosia, renovasi rumah, maupun pembebasan tunggakan BPJS agar Intan bisa mendapatkan pengobatan yang layak.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa kemiskinan bukan hanya masalah di pelosok desa, tetapi juga masih ada di pusat kota. Semoga kasus ini membuka mata banyak pihak untuk lebih peduli terhadap warga yang membutuhkan. (Red)