KUNINGAN ONLINE – Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy meluncurkan buku otobiografi berjudul Tetirah Sang Pencerah. Buku tersebut telah di-launching bersamaan dengan hari ulang tahun Nuzul, Jumat (5/3) malam pekan lalu, di Grage Sangkan Hotel.

Nuzul Rachdy menuturkan bahwa sengaja tidak memberitahukan peluncuran buku tersebut kepada wartawan. Undangan waktu itu pun bersifat terbatas, hanya dihadiri Bupati Kuningan Acep Purnama Wabup HM Ridho Suganda, Sekda Dian Rachmat Yanuar, Ketua MUI KH Drs Dodo Syarif Hidayatullah, serta sejumlah undangan lainnya, termasuk pihak keluarga.
Selain itu, hadir pula tamu istimewa Prof Dr I Gede Pantja Astawa yang merupakan guru besar Fakultas Hukum Universitas Pajajaran (Unpad) Bandung, yang banyak membantu Nuzul dalam kasus hukum. Tak ketinggalan juga hadir Dr Niknik M Kuntarto selaku dosen dan ahli bahasa yang juga menjadi editor dalam penyusunan buku tersebut.
“Peluncuran buku tersebut, bertepatan dengan peringatan ulang tahun Saya ke-60 tahun. Buku ini menceritakan sejarah perjalanan Saya, dari mulai kecil, remaja sampai terjun ke dunia politik,” ujar Zul sapaan akarabnya, Jumat (12/3) di RM Cibentang.
Zul menjelaskan, buku tersebut disusun selama 3 bulan. Buku ini disusun Zul saat dirinya tengah menghadapi konflik kebatinan, dalam persoalan diksi limbah yang sempat menghebohkan.
“Ya, kami menyusun buku ini kata demi kata dalam suasana konflik kebatinan, di antara menghadapi situasi pandemi Covid-19, pengadilan Badan Kehormatan tentang dugaan pelanggaran etik akibat diksi limbah, dan konsentrasi saya yang saat itu sedang menghadapi pendidikan Lemhannas. Namun Alhamdulilah, kata demi kata berhasil kami selesaikan menjadi sebuah otobiografi, yang oleh editor diberi judul Tetirah Sang Pencerah,” jelasnya.
Selain itu, Zul mengungkapkan, dalam penulisan buku tersebut tidak sendiri, karena dia hanya menuangkan dalam sisa pengalamannya yang pernah belajar di dunia jurnalistik, sekaligus untuk mengingat kembali masa kecilnya untuk dituangkan ke dalam buku.
“Yang menyempurnakan buku ini adalah Ibu Dr Niknik dan Randy Ramliana, dua orang dosen dan pakar bahasa yang juga novelis. Beliaulah yang memotivasi saya mengeksplor dan mengingat masa kecil saya,” ungkapnya.
Dalam buku itu, menceritakan bahwa Zul remaja pernah hidup miskin dan berpindah pindah rumah dari satu kontrakan ke kontrakan yang lainnya. Karena kehidupan keluarga kala itu hanya ditopang oleh penghasilan ibunya yang berpenghasilan sebagai PNS.
Berbagai komentar terkait buku tersebut, juga dituangkan di dalamnya. Salah satu komentar dinyatakan oleh Ketua MUI Kuningan KH Drs Dodo Syarif Hidayatulloh, yang mengaku teringat kembali saat suasana Pilpres 2004, yang kala itu PDIP mengusung Ketumnya Megawati Soekarno Putri sebagai Capres berpasangan dengan Ketum PBNU KH Hasyim Muzadi (alm) sebagai Cawapresnya.
“Kebetulan posisi saya saat itu sebagai Sekretaris Umum PCNU Kuningan. Duet dua tokoh nasionalis dan agama dalam Pilpres 2004 itu, menjadi wasilah saya kenal dengan para tokoh dan petinggi PDIP di Kuningan, setelah beberapa kali mengadakan pertemuan dan kegiatan. Salah satu tokoh sosok yang saya kenal saat itu Bapak Nuzul Rachdy,” pungkasnya. (OM)