CIAMIS ONLINE – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Hj. Tina Wiryawati, SH., MM., menunjukkan komitmennya dalam mengharmonisasikan pelestarian budaya dan lingkungan.
Dalam kunjungannya ke Kampung Adat Kuta, Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Selasa (27/5/2025), politisi Fraksi Gerindra ini tak hanya hadir secara simbolis, tetapi terjun langsung memainkan kesenian tradisional Gondang Buhun bersama warga dan menanam 2.000 bibit pohon aren.
Kegiatan ini menjadi simbol sinergi antara nilai-nilai tradisional dan upaya mitigasi perubahan iklim. Gondang Buhun, kesenian khas Kampung Kuta yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia pada 2018, menjadi sorotan dalam kunjungan tersebut.
Tina tampak antusias saat berbaur dengan para ibu-ibu penabuh lesung kayu, menyanyikan lagu-lagu tradisional seperti Lais dan Cangkurileung. Menurutnya, kesenian ini bukan sekadar hiburan, melainkan bagian penting dari identitas dan napas kehidupan masyarakat adat.
“Ini bukan sekadar hiburan, tapi napas kehidupan masyarakat adat. Saya memberikan apresiasi berupa uang kadeudeuh sebagai dukungan moral dan finansial agar budaya ini tetap lestari,” ungkap Tina.
Di sisi lingkungan, Tina turut menanam pohon aren bersama perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), serta tim dari program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 yang didukung Kerajaan Norwegia.
Ia menjelaskan bahwa pohon aren bukan hanya penting secara ekologis sebagai penyerap karbon, tetapi juga bernilai ekonomis tinggi.
“Pohon aren bisa menghasilkan gula aren, kolang-kaling, bahkan bahan anyaman untuk UMKM. Ini solusi konkret untuk ketahanan lingkungan dan pemberdayaan perempuan,” jelas legislator dari Dapil Jabar XIII (Ciamis, Kuningan, Banjar, Pangandaran) itu.
Tina juga mengungkapkan bahwa program serupa tengah diusulkan untuk direplikasi di wilayah lain melalui skema pendanaan hibah (grant).
“Alhamdulillah responsnya positif. Harapannya, ini bisa direplikasi di seluruh Jabar,” ujarnya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk menanamkan kecintaan terhadap alam sejak usia dini.
“Ajak anak menanam cabai atau mangga di rumah. Ini bukan hanya soal lingkungan, tapi membangun karakter peduli dan mandiri,” katanya.
Kegiatan ini disambut hangat oleh warga Kampung Adat Kuta yang dikenal dengan lingkungan asri dan tradisi yang kuat. Salah satu warga, Siti, menyampaikan apresiasinya.
“Kami bangga Ibu Tina tidak hanya bicara kebijakan, tapi turun langsung memainkan budaya kami dan menanam pohon. Itu luar biasa,” tuturnya.
Kampung Adat Kuta sendiri dikenal sebagai salah satu wilayah adat yang masih memegang teguh kearifan lokal Sunda. Rumah-rumah panggung masih berdiri kukuh dengan arsitektur tradisional, dan kawasan hutan di sekitarnya tetap lestari sebagai bagian dari warisan nenek moyang. (OM)