Legislator Jabar Tina Wiryawati : Menanam Harapan dari Akar Tradisi di Kampung Adat Kuta

Politik, Sosial502 views

CIAMIS ONLINE – Udara pagi yang sejuk dan asri menyambut ribuan bibit pohon aren yang ditanam di Kampung Adat Kuta, Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Selasa (27/5/2025).

Di kampung yang teguh memelihara tradisi Sunda ini, upaya pelestarian lingkungan dilakukan tak hanya dengan tangan, tapi juga dengan hati yang selaras dengan alam dan budaya.

Iklan

Sebanyak 2.000 bibit pohon aren ditanam dalam program “Masyarakat untuk Lingkungan Tahap 2” — kolaborasi antara Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), dan proyek Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 yang mendapat dukungan dari Kerajaan Norwegia.

Program ini tidak sekadar menjadi kegiatan tanam pohon, tetapi menjadi sebuah ikhtiar menyelamatkan bumi melalui pendekatan berbasis budaya dan ekonomi kerakyatan.

Iklan

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Gerindra, Hj. Tina Wiryawati, SH., MM., yang turut hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan harapan agar program serupa berkelanjutan di wilayah Dapil-nya: Kabupaten Kuningan, Ciamis, Kota Banjar, dan Pangandaran.

“Saya ingin penanaman ini tidak hanya berhenti di seremoni, tapi berlanjut menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Pohon aren, misalnya, bisa dimanfaatkan untuk produksi gula kawung, kolang-kaling, bahan atap rumah, dan lainnya,” tutur Ketua Kesira Jabar Hj. Tina dengan semangat.

Ia menekankan pentingnya integrasi pelestarian lingkungan dengan penguatan ekonomi lokal. Karena itu, ia mendorong agar tanaman yang ditanam adalah pohon keras, buah-buahan, dan jenis lain yang memberikan manfaat langsung bagi warga sekitar.

Sementara itu, Project Manager FOLU Net Sink 2030, Arga Paradita Sutiono, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen global Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Penanaman ini adalah langkah menuju target FOLU Net Sink 2030, di mana sektor kehutanan dan lahan diharapkan bisa menyerap lebih banyak karbon daripada yang dilepaskan. Ini tantangan besar, karena sektor ini masih menyumbang 40 persen dari total emisi nasional,” ungkap Arga.

Kampung Adat Kuta dikenal sebagai penjaga kearifan lokal Sunda. Rumah-rumah panggung khas masih berdiri, dan hutan adat tetap terjaga. Atas komitmen ini, kampung tersebut pernah menerima Penghargaan Kalpataru dari Presiden RI pada 2002.

Kini, dengan penanaman pohon aren, kampung ini kembali mengajarkan bahwa pelestarian tidak selalu harus dimulai dari kebijakan besar — cukup dari akar tradisi yang menghijaukan kehidupan. (OM)