JAKARTA – Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI, Haji Rokhmat Ardiyan, menegaskan perlunya reformasi menyeluruh dalam sistem rekrutmen dan pelatihan petugas haji Indonesia.
Ia menilai kualitas pelayanan jemaah sangat bergantung pada profesionalisme dan kesiapan petugas, termasuk tenaga medis yang kerap mengalami kelelahan berat selama bertugas di tanah suci.
“Petugas haji itu harus melalui proses seleksi ketat. Harus sehat, berkomitmen, dan berpengalaman. Tapi sekarang masih campur, antara yang berpengalaman dan yang baru belum ada skema atau kuota yang jelas,” ujar Rokhmat dalam keterangan tertulis, Kamis (12/6/2025).
Rokhmat menyoroti ketimpangan rasio antara tenaga medis dan jumlah jemaah yang dilayani. Dalam beberapa kasus, satu dokter dan satu perawat harus menangani lebih dari 400 jemaah, kondisi yang menurutnya sangat tidak ideal. Ia bahkan menyebut sejumlah dokter jatuh sakit karena kelelahan.
“Kalau dokternya sendiri sakit, bagaimana dia bisa menangani jemaah yang lain?” tegas politisi Fraksi Gerindra itu.
Tak hanya petugas medis, Rokhmat juga mencermati beban kerja yang tidak merata di kalangan petugas nonmedis. Ada yang bekerja sangat keras hingga kelelahan, namun ada pula yang cenderung santai karena pembagian tugas yang tidak terstandarisasi.
“Ini tidak bisa dibiarkan. Harus ada standardisasi kerja,” ujarnya.
Rokhmat menilai Indonesia perlu membangun sistem standardisasi petugas haji yang menyeluruh, mulai dari rekrutmen, pelatihan, hingga pembagian kerja dan evaluasi di lapangan. Tanpa sistem tersebut, kata dia, respons terhadap berbagai persoalan layanan akan selalu berbeda-beda dan tidak efisien.
Ia mencontohkan bagaimana ketidaksiapan petugas berdampak terhadap penanganan situasi kritis, seperti keterlambatan konsumsi, kondisi darurat kesehatan, hingga panik massal akibat kartu Nusuk yang belum diterbitkan.
“Kalau tidak ada standar, bagaimana petugas menghadapi jemaah yang stres karena katering terlambat? Atau jemaah yang panik karena kartu Nusuk belum keluar? Ini semua butuh sistem dan pelatihan yang matang,” jelasnya.
Mengakhiri pernyataannya, Rokhmat menyerukan evaluasi besar-besaran terhadap sistem perhajian nasional, terutama dalam hal manajemen petugas, kesiapan tenaga kesehatan, dan digitalisasi layanan.
“Tanpa reformasi menyeluruh, pelayanan haji yang kita harapkan tidak akan pernah tercapai,” pungkasnya. (OM)