KUNINGAN ONLINE – Ketua DPC PDIP Kuningan, Nuzul Rachdy menjelaskan bahwa setelah pelaksanaan Pilpres, Pileg, dan Pilkada pada tahun 2024, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan memasuki siklus lima tahunan berupa konsolidasi organisasi.
Menurutnya, siklus ini merupakan bagian dari agenda rutin partai untuk melakukan reorganisasi di semua tingkatan.
“Konsolidasi organisasi adalah upaya untuk memperkuat struktur partai dari tingkat DPP, DPD, DPC, PAC, hingga ranting dan anak ranting. Biasanya ini dilakukan setiap lima tahun sekali. Awalnya dijadwalkan pada 2024, namun karena fokus pada Pilkada, reorganisasi diundur hingga 2025,” tutur Zul sapaannya, Kamis (9/1/2025).
Ia menegaskan bahwa pelaksanaan konsolidasi organisasi masih menunggu instruksi resmi dari DPP PDIP.
“Sampai saat ini, petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) belum diterbitkan. Namun, untuk perayaan hari lahir PDIP pada 10 Januari mendatang, itu adalah ritual rutin yang pasti dilaksanakan,” tegasnya.
Zul juga mengatakan bahwa mekanisme pencalonan pemimpin di PDIP berbeda dengan organisasi lain.
“Di PDIP, tidak ada sistem mencalonkan diri. Semua calon pemimpin diusulkan melalui mekanisme yang sudah baku: Penjaringan oleh PAC, penyaringan oleh DPD, dan penetapan oleh DPP. Proses ini berlaku di semua tingkatan, baik untuk pemimpin ranting, anak ranting, maupun posisi strategis lainnya,” jelasnya.
Menanggapi isu soal potensi pengkhianatan di internal partai, Nuzul menegaskan bahwa PDIP tetap solid.
“Saya baru mendengar isu itu, dan saya rasa tidak ada. Partai kami tegak lurus, mengutamakan mekanisme yang sudah teruji untuk melahirkan pemimpin yang kompeten,” katanya.
Sebagai kader partai, Zul menegaskan kesiapan dirinya untuk mendukung dan mengikuti setiap mekanisme yang ada.
“Bahkan untuk menjadi ketua ranting atau anak ranting pun, saya siap jika itu adalah bagian dari pengabdian kepada partai,” tutupnya. (OM)
