Menyambut Anak dengan Senyum: Jejak Inovasi Dr. Udin dari Gerbang Sekolah hingga Panggung Jawa Barat

Pendidikan, Sosial1,503 views

KUNINGAN ONLINE – Setiap pagi, sebelum bel tanda pelajaran berbunyi, suasana di beberapa SMP di Kabupaten Kuningan terasa berbeda. Guru-guru berdiri di gerbang sekolah, menyambut para siswa satu per satu dengan senyum, salam, dan sapa hangat.

Anak-anak yang datang tidak hanya disambut, tetapi juga dihargai kehadirannya. Bukan sekadar formalitas, tapi sebuah gerakan yang menggugah: Pagiku Cerahku.

Iklan

Gerakan itu lahir dari pemikiran seorang pendidik sekaligus birokrat yang sederhana namun berpikiran besar — Dr. Udin Khaerudin, M.Pd. Kini, namanya masuk dalam radar nominasi PNS Berprestasi Provinsi Jawa Barat 2025, kategori Inspiratif.

Membangun Karakter dari Gerbang Sekolah

Iklan

Sebagai Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SMP di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, Dr. Udin dikenal luas sebagai sosok yang tekun mendorong pendidikan karakter di sekolah-sekolah. Ia tidak mengejar kebaruan yang bombastis, tetapi menghidupkan nilai-nilai yang kerap terlupa: keteladanan, rasa hormat, dan kedekatan emosional antara guru dan siswa.

“Sambutan pagi bukan hal baru, tapi bagaimana kita menjadikannya ruang nilai — itulah yang membuatnya menjadi pendidikan,” kata Dr. Udin saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (9/7/2025).

Gerakan Pagiku Cerahku kini diterapkan di sejumlah sekolah dan mendapat tanggapan positif. Bagi Dr. Udin, pendidikan bukan soal target nilai, tapi menyentuh ruang batin anak-anak.

Pendidik yang Tak Pernah Berhenti Belajar

Sebagai lulusan doktor Pendidikan Ekonomi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Udin memiliki pemahaman mendalam tentang pendidikan berbasis nilai dan kebudayaan. Ia dikenal bukan hanya sebagai pejabat teknis, tetapi juga penggerak komunitas guru.

Ia pernah menjabat Ketua Umum Forum Komunikasi Guru IPS Nasional (FKGIPS) 2023–2024, menjadi bagian dari Tim Fasilitasi GTK Kemendikbudristek, dan alumni Training of Trainer Taplai Lemhannas RI Angkatan I Tahun 2022. Ia juga sering berbicara di forum-forum nasional — dari TVRI hingga seminar pendidikan di berbagai daerah.

Namun, kiprah luar ruang kerjanya tak kalah aktif. Udin dikenal sebagai Ketua Pemuda ICMI Orda Kuningan, Sekretaris Umum Percasi Kuningan, dan aktif di organisasi pencak silat Bima Suci serta DPD IKAL Jawa Barat. Baginya, seorang ASN tak boleh berhenti hanya pada urusan administrasi — harus jadi bagian dari masyarakat yang tumbuh bersama.

Dari Kuningan untuk Jawa Barat

Ajang PNS Berprestasi Jawa Barat 2025 menjadi panggung bagi para ASN untuk menunjukkan bukan hanya kinerja, tapi nilai hidup yang mereka perjuangkan. Nama Dr. Udin muncul bukan karena pencitraan, tetapi karena konsistensinya dalam memperjuangkan pendidikan yang menyentuh hati.

Ia tidak membangun sekolah megah, tapi membangun budaya sekolah yang manusiawi. Ia tidak menyusun program rumit, tetapi menyentuh akar: guru menyapa, murid merasa dihargai.

Dukungan terhadap pencalonannya datang dari banyak pihak. Guru-guru, kepala sekolah, hingga sesama ASN menyebutnya sebagai “penghubung antara ide dan kenyataan”. Di tengah birokrasi yang kadang kaku, Dr. Udin hadir seperti mata air kecil — tenang, tapi terus mengalirkan perubahan.

“Kita tidak butuh revolusi besar, cukup satu perubahan kecil yang konsisten — dan itu bisa dimulai dari gerbang sekolah,” ujarnya tersenyum.

Jika penghargaan ini nanti benar-benar diterima, mungkin itu hanya simbol kecil. Karena yang paling berarti adalah ketika seorang anak merasa disambut dan dihargai setiap pagi, karena seorang guru — dan seorang pejabat — memilih untuk hadir secara manusiawi.

Dan dalam sunyi kerja seorang ASN yang penuh dedikasi, nama Dr. Udin Khaerudin adalah bukti bahwa birokrasi tidak harus jauh dari nurani. Bahwa inovasi tidak selalu harus digital — kadang ia hanya butuh senyum, salam, dan sapa yang tulus di pagi hari. (OM)