KUNINGAN ONLINE – Berwirausaha adalah hal yang mengasyikan bagi Harianto warga perantau asli dari Blitar Jawa Timur. Dimasa mudanya, ia langsung memutuskan untuk merantau ke Kabupaten Kuningan sejak tahun 2004. Ia berjualan bakso dari usia 21 tahun. Di tahun 2014, akhirnya dia memutuskan untuk berjualan sendiri berjualan bakso berkeliling dengan menggunakan sepeda motor.
“Alhamdulillah mas, saya awalnya ikut jualan bakso sama orang dulu. Baru di tahun 2014, akhirnya saya berani memutuskan untuk berjualan sendiri. Intinya ingin berdikari,” ungkap Harianto pada Kuninganonline.com, Sabtu (08/08/2020).
Menurutnya, ia keluar berkeliling dari rumahnya yang beralamat di Desa Windusengkahan Kuningan itu mulai keluar jam 11, yang namanya jualan itu tak tentu mas.
“Kadang cepat habis, kadang lambat mas. Namanya juga jualan mas, kadang rame kadang sepi mas. Apalagi kemarin-kemarin awal pandemi covid 19. Saya keliling pake motor gak jauh-jauh mas. Saya cuma keliling disekitaran daerah Windusengkahan, Winduhaji, dan Cijoho Landeuh aja. Sesekali saya berjualan keliling ke Ciporang atau ke Cirendang. Itu juga kalau ada yang manggil mas telepon,” ujarnya.
Lebih jauh, sambung penikmat kopi hitam itu, menjelaskan, bahwa ia buka hanya berjualan bakso aja. Namun selain bakso sapi, dirinya juga menyiapkan menu-menu tambahan lainnya seperti mie ayam dan yamin.
“Kalau keliling sih hanya Bakso sapi aja mas. Mie ayam dan yamin juga bisa lho mas tetapi dirumah. Bahkan, ada lagi mas tambahan yaitu cilok rudal dan mie petir. Itu bisa dibeli dengan cara memesan secara online dengan menghubungi ke nmr 082318842553,” jelasnya.
Karena jualan keliling bakso yang ditawarkan mas Harianto harganya cukup ekonomis. Satu mangkok berkisar Rp 10 – 15 ribu tergantung permintaan.
“Selain berjualan keliling, ia juga menerima pesanan untuk kegiatan pertemuan , rapat atau pesta pernikahan atau pesta sunatan. Jadi selain berkeliling, ia juga menerima pesanan untuk berbagai acara,” pungkasnya. (AS)