KUNINGAN ONLINE — Dalam suasana khidmat yang sarat nilai budaya, pelantikan pengurus Padjajaran Cimande Kuningan periode 2025–2030 digelar di Teras Pendopo Gedung Setda Kuningan, Kamis (29/5/2025). Acara ini bukan sekadar pergantian struktur organisasi, melainkan sebuah momentum sakral yang meneguhkan kembali ruh Cimande sebagai jalan hidup yang menyatukan kekuatan raga dan ketajaman rasa.
Dalam momen penuh makna tersebut, Majelis Pendekar sekaligus Guru Besar Padjajaran Cimande Kuningan, Yoyo Sumaryo, menyampaikan tiga pesan sakral sebagai bekal utama dalam kepemimpinan:
“Jalankeun ibing jalan tengah, kudu bisa sia! Jalankeun ibing pageur, kudu bisa sia! Jalankeun ibing bandras, kudu bisa sia!” pesan guru besar Padjajaran Cimande
Wejangan tersebut menggema tidak hanya di ruang pelantikan, tetapi juga menyentuh batin para pendekar yang hadir, membangkitkan kembali kesadaran akan nilai-nilai spiritual dan etika dalam berorganisasi.
Ia berharap agar regenerasi pendekar Cimande terus dibina tidak hanya melalui latihan fisik, tetapi juga pembinaan moral, spiritualitas, dan penguatan jati diri bangsa.
“Ibing jeung amal kudu babarengan. Luluhur urang teu ngajarkeun silat pikeun sombong, tapi pikeun ngaraketkeun diri ka Gusti,” ujar Yoyo Sumaryo.
Ketua terpilih, Dedi Hendryana, menegaskan bahwa tiga pesan kasepuhan itu akan menjadi napas perjuangan sepanjang masa kepemimpinannya.
“Tiga amanah ini seperti jurus alif yang pertama kali saya pelajari—tampak sederhana, namun menyimpan makna mendalam tentang iman dan akhlak. Kepemimpinan sejati bukan sekadar jabatan, tapi tentang menjaga nilai dan menjadi pribadi yang lurus serta bermanfaat,” ujar Dedi.
Ia pun menjabarkan makna setiap pesan sakral tersebut. Pertama, Jalankeun ibing jalan tengah — Hidup seimbang, tidak terombang-ambing oleh kekuasaan atau kepentingan, tapi tetap berada pada jalur keadilan dan kebijaksanaan.
“Kedua, Jalankeun ibing pageur jalan sisi — Peran sebagai pelindung iman, menjaga nilai tauhid seperti pagar menjaga rumah, dengan tindakan nyata, bukan sekadar ucapan,” ucapnya.
Selanjutnya, Ketiga, Jalankeun ibing bandras — Menyatukan raga dan rasa dalam satu arah pengabdian kepada Tuhan; amal sejati bukan hanya terlihat oleh mata, tetapi juga terasa oleh hati.
“Kami berharap, kedepannya dengan semangat baru dan prestasi gemilang, Padjajaran Cimande Kuningan menatap masa depan sebagai penjaga warisan, penggerak kebudayaan, dan teladan kepemimpinan yang berakar pada nilai luhur,” pungkasnya. (OM)