KUNINGAN ONLINE – Ketua National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Kuningan, Agung Fajar Bayu Ajie, menegaskan pentingnya pendekatan khusus dalam pembinaan atlet disabilitas.
Menurutnya, pelatihan atlet disabilitas tidak bisa disamakan dengan pelatihan untuk atlet umum, karena tiap individu memiliki kebutuhan dan karakteristik yang berbeda, baik secara fisik maupun psikologis.
“Disabilitas itu unik, setiap atlet memiliki tingkat kebutuhan dan kemampuan yang berbeda. Maka kita harus melakukan asesmen terlebih dahulu, tidak bisa langsung diterjunkan ke cabang olahraga tertentu,” ujar Agung kepada Kuninganonline.com, Kamis (15/5/2025).
Pelatihan tersebut meliputi pengenalan disabilitas, sistem pertandingan, karakter pelayanan, hingga pendekatan psikologis terhadap atlet. Ia menyoroti pentingnya pendamping yang memahami karakter dan psikologi atlet.
“Pendamping itu ibarat ‘pawang’, karena tidak semua anak bisa cocok dengan pelatih umum. Saya pernah punya atlet yang hanya mau diarahkan oleh satu orang saja, dan hasilnya luar biasa,” ungkapnya.
Salah satu pendekatan yang dilakukan NPCI Kuningan adalah menerapkan prinsip biomekanikal secara khusus untuk atlet disabilitas.
“Biomekanikal untuk disabilitas itu berbeda. Kita harus tahu apakah struktur tubuhnya mampu melakukan teknik-teknik tertentu,” katanya.
Agung juga menyampaikan pentingnya menghindari tekanan berlebih kepada atlet disabilitas, terutama mereka yang mengalami hambatan intelektual.
“Kalau ada kesalahan saat bertanding, jangan langsung disalahkan. Cukup kasih apresiasi dulu, baru diberi arahan. Mental mereka sangat sensitif,” jelasnya.
Dalam proses pembinaan, NPCI Kuningan juga terus menjalin kerja sama dengan SLB dan pihak terkait, termasuk melakukan seleksi ketat untuk menentukan cabang olahraga yang sesuai untuk setiap atlet. Contohnya, atlet Hilman yang sempat diusulkan masuk ke bulu tangkis, tapi setelah asesmen justru lebih cocok di angkat berat—dan berhasil meraih emas serta perak di Peparnas.
Meski dengan keterbatasan anggaran, NPCI Kuningan tetap berupaya mencetak prestasi.
“Kita masih punya andalan di cabang bulu tangkis, tenis meja, angkat berat, dan catur. Ke depan kita juga ingin mengembangkan cabang menembak dan panahan,” ungkapnya.
Tahun 2025 menjadi masa persiapan penting bagi NPCI Kuningan, karena tidak ada multi-event besar hingga 2026. Fokus saat ini adalah meloloskan atlet ke pelatnas di Solo Sport Center.
“Kita sudah inventarisasi 46 atlet yang potensial, tapi tentu akan kita seleksi lagi secara ketat,” tambah Agung.
Ia berharap dukungan dari pemerintah daerah bisa lebih maksimal.
“Kita sudah mengajukan audiensi dengan pimpinan baru di Pemkab Kuningan. Kadang masih banyak yang belum tahu apa itu NPC, padahal kontribusinya jelas membawa nama baik Kuningan,” pungkasnya. (OM)