Jaga Ketahanan Pangan Daerah, Diskatan Kuningan Gerak Cepat Tangani Serangan Penyakit Kresek pada Padi

KUNINGAN ONLINE – Menjelang libur Lebaran, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan tetap menunjukkan komitmennya dalam menjaga ketahanan pangan daerah.

Kepala Dinas Dr. Wahyu Hidayah, M.Si turun langsung ke lapangan dalam Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Padi Blas Bercak Daun (BLB) atau yang lebih dikenal sebagai penyakit kresek.

Iklan

Ia mengatakan, penyakit kresek, yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae, merupakan ancaman serius bagi petani.

“Serangan berat dapat menyebabkan puso atau gagal panen, mengakibatkan penurunan produktivitas padi secara signifikan. Penyakit ini dapat menyerang tanaman sejak fase bibit hingga tanaman dewasa,” kata Wahyu dalam keterangan tertulis.

Iklan

Iklan

Kegiatan pengendalian ini, Wahyu menerangkan, dilaksanakan di lahan seluas 15 hektare milik Kelompok Tani (Poktan) Babakan Cinambo, Desa Luragunglandeuh, Kecamatan Luragung.

Wahyu mengapresiasi kerja keras berbagai pihak yang tetap turun tangan meskipun memasuki cuti Lebaran, termasuk Kepala UPTD Luragung, Kepala UPTD Brigade Proteksi, POPT Diskatan, serta para petani.

“Meskipun sudah memasuki cuti, kita harus tetap responsif terhadap aduan masyarakat terkait serangan hama. Saya sangat mengapresiasi semangat dan kepedulian semua pihak yang hadir hari ini,” ujar Wahyu.

Dalam kesempatan tersebut, Wahyu menekankan pentingnya penggunaan benih bersertifikat yang memiliki siklus panen lebih cepat sebagai strategi percepatan tanam. Selain itu, metode semai culik dan bak semai juga direkomendasikan untuk meningkatkan efisiensi persemaian.

Sebagai bentuk dukungan nyata kepada petani, Pemkab Kuningan juga mengeluarkan kebijakan pembelian Gabah Kering Panen (GKP) oleh Bulog dengan harga Rp6.500 per kilogram. Kebijakan ini memungkinkan petani menjual hasil panen tanpa persyaratan kualitas yang ketat, sehingga mereka dapat segera melakukan penanaman kembali tanpa terkendala pemasaran.

“Ini langkah strategis agar petani bisa langsung fokus ke siklus tanam berikutnya. Dengan cara ini, produktivitas pertanian bisa meningkat tanpa terganggu masalah distribusi,” tambah Wahyu.

Diskatan juga memperkenalkan inovasi sederhana namun efektif: alat semprot pestisida hasil modifikasi dari alat semprot cuci motor, karya Pak Karyadi, anggota kelompok tani. Teknologi ini diharapkan dapat membantu petani mengendalikan hama secara lebih efisien dengan biaya yang lebih terjangkau.

Melalui Gerakan Pengendalian OPT ini, Pemkab Kuningan berharap para petani dapat lebih siap dalam menghadapi ancaman penyakit kresek dan menjaga stabilitas hasil panen. Dengan sinergi antara pemerintah dan petani, ketahanan pangan daerah dapat terus terjaga. (OM)