KUNINGAN ONLINE – Puncak Milangkala ke-45 Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, berlangsung meriah di Aula Gedung Desa Cisantana, Minggu (28/9/2025). Perayaan yang melibatkan masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah desa ini digelar sederhana hanya sehari, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai tiga hari. Meski demikian, semangat kebersamaan tetap terasa hangat.
Anggota Komisi XII DPR RI Fraksi Gerindra, H. Rokhmat Ardiyan (HRA) menyampaikan rasa syukur dan bangga atas Cisantana yang dinilainya sebagai desa percontohan nasional dalam merawat empat pilar kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Di Cisantana, kerukunan umat beragama benar-benar terjalin. Saya ucapkan terima kasih juga kepada Romo dari Paseban yang hadir. Ini wujud nyata gotong royong menjaga persatuan agar kerukunan umat beragama di nusantara tidak mudah diusik pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujar suami Hj. Dian Marina Puspita (DMP)
Pada kesempatan itu, HRA memaparkan sejumlah program aspirasi yang telah dan akan direalisasikan. Di antaranya program instalasi pengolahan air limbah (IPAL), pemeliharaan mata air, bantuan pemasangan listrik bagi lebih dari 4.200 warga tidak mampu, hingga program rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 1.500 unit dengan bantuan Rp20 juta per rumah.
Selain itu, program beasiswa bagi pelajar SD, SMP, hingga SMA telah tersalurkan kepada 750 penerima dan ditargetkan dapat menjangkau hingga 10 ribu penerima. Ia juga menegaskan dukungannya terhadap pembangunan infrastruktur desa, puskesmas, dan pemberdayaan UMKM.
“Ekonomi harus tumbuh dari desa. Saya bangga kepada para pelaku usaha seperti Botanica dan Arunika yang telah membuka lapangan kerja bagi ratusan warga. Inilah budaya kita: saling tolong-menolong dan menjaga keharmonisan dengan alam,” Kapoksi Komisi XII DPR RI.
Sementara itu, Kepala Desa Cisantana, Ano Suratno, menegaskan arah pembangunan desa akan difokuskan pada penguatan sektor seni, budaya, dan pariwisata. Menurutnya, Cisantana memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata yang berkolaborasi dengan kekayaan seni budaya lokal.
“Ke depan, kami mendorong semua tempat wisata di Cisantana memiliki panggung budaya. Warga akan mengisi ruang-ruang itu sehingga ada nilai ekonomi yang berputar sekaligus menjaga pelestarian budaya,” ujarnya.
Ano menambahkan, rangkaian Milangkala dimulai dengan ziarah ke makam leluhur sebagai bentuk penghormatan kepada para pendiri desa. Puncak perayaan dipindahkan ke hari Minggu agar lebih banyak masyarakat yang dapat berpartisipasi.
“Kami berharap Cisantana menjadi desa yang sejahtera, adil, dan makmur. Untuk itu, kami fokus menyiapkan SDM dan membangun rasa cinta gotong royong demi mewujudkan cita-cita bersama,” pungkasnya. (OM)