Miris, Uang Rp2.500 Gantikan Menu Makan Bergizi untuk Siswa di Kramatmulya

Insiden, Sosial843 views

KUNINGAN ONLINE – Ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, mengaku tidak mendapatkan jatah Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah mereka pada Kamis (16/10/2025).

Akibat keterlambatan pasokan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), para siswa akhirnya menerima uang tunai sebesar Rp2.500 sebagai pengganti menu makan bergizi.

Iklan

Peristiwa itu mencuat setelah tangkapan layar percakapan WhatsApp antara seorang siswa dan orang tuanya tersebar di kalangan warga. Dalam pesan tersebut, sang siswa menulis:

“Sedih gais, kelas 9 gak kebagian MBG karena MBG-nya kurang jadi dikasih duit 2.500.”

Iklan

Pesan itu kemudian dibalas oleh sang ayah dengan nada getir:

“2.500 mah buat beli cimol juga gak dapet.”

Ungkapan tersebut sontak viral di grup-grup percakapan warga sekolah dan menjadi sorotan publik.

Menurut informasi yang dihimpun, kekurangan sekitar 180 porsi MBG terjadi dari total sekitar 800 penerima manfaat di sekolah tersebut. Kekurangan itu terutama menimpa siswa kelas 9, yang akhirnya menerima uang tunai Rp2.500 per orang sebagai pengganti.

Seorang siswa membenarkan hal tersebut.

“Teman-teman kelas 9 gak dapet, cuma dikasih duit,” ujarnya kepada wartawan.

Pihak sekolah disebut-sebut mengambil inisiatif memberikan uang pengganti tersebut menggunakan dana internal sekolah dan OSIS, karena pihak penyedia makanan tidak mampu memenuhi target pengiriman ke seluruh sekolah pada hari itu.

Diketahui, dapur penyedia MBG yang melayani sekolah tersebut berlokasi di wilayah Kramatmulya.

Kejadian serupa ternyata bukan yang pertama. Sebelumnya, di Kecamatan Lebakwangi, puluhan siswa sekolah dasar juga menerima uang tunai Rp8.000 karena tidak mendapat jatah MBG akibat kendala pasokan dari dapur penyedia.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diterapkan di Kabupaten Kuningan, bertujuan meningkatkan asupan gizi anak sekolah agar terhindar dari kekurangan nutrisi dan risiko stunting.

Hingga kini, insiden penggantian MBG dengan uang tunai di Kramatmulya masih menjadi perhatian publik. Warga berharap kejadian serupa tidak terulang dan distribusi makanan bergizi dapat berjalan lancar agar manfaat program benar-benar dirasakan oleh para siswa. (OM)