KUNINGAN ONLINE – Tenjolayar merupakan nama sebuah “blok” hutan di wilayah Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Secara administrasi terletak di Desa Sangkanerang Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Wilayahnya berada pada daerah kawasan perkebunan masyarakat, Pegunungan, Bukit, Lembah dan Hutan. Tenjolayar memiliki potensi Panorama Alam yang indah, udara yang sejuk dan hewan (Satwa) eksotik.
Potensi lainnya adalah memiliki curug atau air terjun yang eksotik. Keberadaannya tidak terlalu jauh dari Kawasan Pemukiman Penduduk. Hanya sekitar 700 Meter dari rumah terakhir dengan memiliki ketinggian berada dikisaran 1.250-1.300 MDPL.
Siapa yang menyangka, bahwa ODTWA ini sejak awal diinisiasi, dibangun, dikelola & dikembangkan oleh anak-anak muda Desa Sangkanerang yang tergabung dalam Karang Taruna “Ciremai Muda” secara swadaya dan mandiri. Karang Taruna ini dimotori oleh Ketua Umum Ivan Sofyan, S.Hut., yang merupakan Alumni dari Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Kuningan (Uniku).
Ivan Sofyan memang sejak menjadi mahasiswa di Universitas Kuningan sudah terbiasa dengan kegiatan-kegiatan dan aktifitas organisasi, mulai dari keterlibatannya dalam BEM Fakultas Kehutanan, Organisasi Pecinta Alam MAHAKUPALA, BEM Universitas Kuningan, Forum MAPALA Uniku sampai mendirkan UKM Olahraga BORFAK Fakultas Kehutanan & UKM Bandung Karate Club (BKC) tingkat Universitas Kuningan.
Bahwa inisiatif pembanguan ODTWA Tenjolayar dimulai sejak tahun 2017. Berawal dari keinginan para pemuda Desa Sangkanerang yang tergabung dalam Karang Taruna untuk memiliki kegiatan yang positif dan dapat menghasilkan nilai ekonomi bagi anggota maupun masyarakat secara umum serta dalam rangka menggali potensi desa yang tepat berada di Ujung Barat Kaki Gunung Ciremai.
Dalam perkembangannya, inisiatif pembangunan ODTWA ini didukung penuh oleh Pemerintahan Desa Sangkanerang, baik berupa dukungan moril maupun materil. Melalui Dana Desa Pemerintahan Desa membantu membuatkan beberapa fasilitas dan sarana pendukung diantaranya Jalan menuju lokasi wisata yang terhubung juga dengan Jalan usaha tani, sarana tiketing & MCK yang ada diwilayah yang masuk dalam kawasan hutan rakyat (Milik Masyarakat).
Sedangkan, untuk sarana dan fasilitas wisata yang wilayahnya masuk dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), seluruhnya dibangun secara swadaya mandiri dengan menggunakan dana patungan dari anggota Kompepar & beberapa anggota Karang Taruna.
Sejak dibangunnya tiga (3) tahun yang lalu, fasilitas yang sudah terbangun diantaranya adalah Gajebo Besar Kayu 2 lantai, Mushola Kayu ukuran 3 x 3 meter, Gazebo Bambu ukuran 3 x 2 meter, Embung air curug, kolam terapi, kolam renang Ukuran 10 x 4 meter, jalan tangga berbatu 75 meter, jalan batu Cor 120 meter, saung tiketing permanen, toilet permanen sebanyak 2 buah, toilet semi permanen 1 buah, toilet kayu dan bambu 1 buah, tempat bilas kayu dan bambu 1 buah.
Bukan hanya itu saja, melainkan ada lagi fasilitas yang sudah terbagun lainnya seperti spot pandang selfie atas pohon, spot pengamatan elang dan hewan lainnya, jalan cor kecil ukuran 1,2 meter menuju wisata 150 meter, jalan cor besar 4 meter dan 200 meter, track jalan alam 350 meter, jembatan bambu 10 meter dan rock garden atau taman batu alami.
Harapannya dari pembangunan wisata alam ini nantiya akan dapat berdampak positif bagi masyarakat secara multiplayer effect. Cita-cita kita mudah-mudahan dengan pengembangan wisata alam nantinya akan dapat menyerap banyak tenaga kerja lokal sehingga para pemuda dan pemudi tidak banyak yang merantau ke ibu kota.
Kemudian, dapat menumbuh kembangkan ekonomi lokal masyarakat desa melalui penjualan souvenir wisata, warung, makanan dan minuman lokal.
Saat ini ODTWA Tenjolayar, masih berbenah dan telah memulai uji coba pembukaan untuk masyarakat umum pada tanggal 31 Juli 2020 kemarin sampai dengan tanggal 09 Agustus 2020 yang lalu. Hal ini, dilakukan untuk menggali informasi, kritik, saran serta masukan dari pengunjung terkait pengembangan ODTWA Tenjolayar kedepan.
Alhamdulilah, responnya cukup baik selama uji coba berlangsung sudah banyak pengunjung yang berkunjung yang datang bukan hanya dari Kabupaten Kuningan saja. Melainkan, ada pengunjung yang berasal dari luar Kuningan seperti dari Kabupaten Cirebon dan Indramayu. Bahkan, diantaranya memberikan review positif bagi pengelola. Tercatat kurang lebih sekitar 200 orang pengunjung yang datang selama masa uji coba 10 hari tersebut yang beberapa diantaranya memberikan pandangan berupa saran dan masukan kepada pengelola terkait kunjungannya ke ODTWA Tenjolayar. Sehingga saran dan masukan inilah yang kemudian menjadi bahan pertimbangan untuk membangun sarana dan fasilitas pendukung lainnya yang dibutuhkan sampai nanti pada saatnya launching.
Untuk mempermudah penegelolaannya ODTWA Tenjolayar membentuk unit pengelola dengan nama “KOMPEPAR CIREMAI INDAH” yang juga sebagian besar beranggotakan dari anggota Karang Taruna dan beberapa masyarakat lokal yang tertarik bersama-sama dalam mengelola Kawasan Wisata Alam di Desa Sangkanerang.
Kompepar Ciremai Indah ini juga diketuai oleh Ivan Sofyan, S.Hut., dengan didampingi Sekertaris Riki Ardiansyah, S.Hut., dan Bendahara Udin Saepudin. Untuk Koordinator Pengembangan Wisata Roshanandi dengan anggota Jaya, Aidi, Juhari, Hasan, Kosim, Elis, dan Nunu beserta anggota Karang Taruna lainnya.
Sekedar informasi saja, untuk target “Grand Opening” (Pembukaan) untuk umum rencananya akan dilaksanakan pada Bulan Desember 2020 atau selambat-lambatnya pada tanggal 01 Januari 2021 yang bertepatan dengan Tahun Baru 2021. (red)