KUNINGAN ONLINE – Pembangunan Bendungan Kuningan yang mengakibatkan enam Desa harus rela untuk meninggalkan tempat tinggalnya.
Pasalnya, dari enam Desa tersebut, terdapat satu Desa yang dengan dampak besar yakni Desa Kawungsari Kecamatan Cibeureum dengan jumlah penduduk sebanyak 1196 Jiwa dari 362 KK di dua Dusun. Dimana hampir seluruh lahan di lokasi desa termasuk permukiman warga harus dibebaskan.

“Dari hasil ganti untung pembebasan lahan akibat pembangunan Bendungan Kuningan (Waduk Cileuweung) itu, warga ada yang mendapat Rp 150 juta bahkan ada yang di atas Rp 1 Miliar,” ujar Kepala Desa Kawungsari, Kusto saat ditemui di rumahnya, Senin (22/2).
Padahal, Kusto menerangkan, sebelumnya Bupati Kuningan, Acep Purnama sudah mengimbau warga untuk bijak menggunakan uang ganti untung dari relokasi pembangunan Bendungan Kuningan.
“Masyarakat sangat antusias ketika mendapat ganti untung dari pemerintah. Kemudian ada yang langsung membeli barang-barang yang dibutuhkan mereka. Padahal dari awal sudah di ingatkan oleh Pak Bupati, ketika mendapat dana jangan membeli barang yang bersifat konsumtif, tapi kami juga memaklumi ketika menunggu pencairan, semua keinginan terpendam akhirnya diwujudkan, pada beli motor, mobil, tanah, ada juga yang beli rumah, beli emas dan alat elektronik lainnya,” terangnya.
Pihaknya menjelaskan, memang ada fenomena pembelian barang dari warga yang terdampak, tapi barang yang dibeli sesuai kebutuhan masing-masing.
“Untuk warga yang membeli motor sampai hari ini ada sekitar 300 unit, dan yang membeli mobil sekitar 30 unit termasuk mobil angkut, baik baru maupun setengah pakai. Ada juga yang membeli tanah dan rumah, Emas dan ada yang investasi, kebanyakan juga masih disimpan di deposito,” jelasnya.
Di sisi lain, Kusto menambahkan, besara ganti rugi yang diterima warga berkisar Rp 150 juta – Rp1,5 Milyar sesuai besaran bidang yang dimilik warga.
“Warga yang terdampak ada 362 KK, tapi sudah disiapkan rumah relokasi oleh pemerintah sebanyak 444 unit di Desa Sukarapih kecamatan Cibeureum,” tambahnya.
Untuk rekolakasi pembangunan di Desa Surapih, kata Kusto, baru sekitar 40% tetapi ada juga yang sudah selesai sekitar 25 unit rumah,
“Rencanannya bulan April atau Maret sudah selesai karena sekitar Bulan Juli bendungan akan di genangi air dan wargapun harus direlokasikan ketempat yang sudah ditentukan oleh pemerintah,” katanya.

Sementara, ketika ditemui di lokasi ada Warga Desa Kawungsari Desi (30) yang didampingi Ibunya Warsiah (60) yang baru saja memebli motor Beat seharga Rp 18 juta.
“Iya pak, kami beli motor baru dari uang hasil ganti untung. Kami menerima uang sekitar Rp 156 juta. Uang ini juga digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan tentunya untuk membeli rumah,” ungkapnya. (OM/Ida)