KUNINGAN ONLINE – Sudah 18 hari kita melewati tahun 2021, banyak harapan dan impian yang diucapkan untuk kelangsungan hal-hal yang baik di 2021. Namun, belum selesai berperang dengan pandemi, kita sudah dikejutkan lagi oleh berita peristiwa yang membuat kita semua berduka, tim kuninganonline.com merangkum peristiwa yang terjadi.
1. Jatuhnya Pesawat Sriwijaya SJ 182
Sabtu, 9 Januari 2021 kita dikejutkan dengan hilangnya kontak Pesawat Sriwijaya di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu setelah 4 menit lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Diketahui pesawat tersebut mengangungkut 62 orang yang terdiri dari 12 anggota kru dan 40 penumpang dewasa, tujuh penumpang anak-anak, dan tiga bayi.
Sampai hari ini, Senin (18/1/2021) Tim Search and Rescue (SAR) gabungan berhasil mengumpulkan 308 kantong jenazah berisi bagian tubuh korban dan 112 kantong berisi potongan pesawat, diantaranya 58 kantong serpihan kecil pesawat dan 53 kantong potongan besar pesawat. Sudah 29 korban teridentifikasi, satu diantaranya korban bayi.
2. Longsor di Cimanggung, Sumedang.
Di hari yang sama, Sabtu (9/1/2021) lagi-lagi kita mendengar kabar duka dari bencana longsor yang terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Longsor ini terjadi dua kali di waktu yang berbeda, pertama pada pukul 16.00 wib, lalu longsor susulan terjadi pukul 19.00 wib.
Menurut siaran pers dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) yang diinformasikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, Minggu (17/1/2021) mengatakan, jumlah korban meninggal akibat longsor ini sebanyak 28 orang 12 masih dinyatakan hilang.
Selain itu pencarian korban masih terkendala cuaca yang ditakutkan akan terjadi lagi longsor susulan. Sejauh ini sudah 1.020 korban yang mengungsi di pos pengungsian Lapangan Taman Burung dan rumah kerabat.
3. Banjir Bandang Kalimantan
Beberapa hari sejak terjadinya pesawat jatuh dan longsor di Cimanggu, Indonesia dihadapkan lagi dengan Banjir Bandang yang terjadi di 7 Kabupaten di Kalimantan Selatan.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, sabtu (16/1/2021) mengungkapkan, kabupaten yang terendam adalah Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong.
Sejauh ini akibat banjir tercatat 7.111 rumah terendam banjir dan 112.709 warga mengungsi di Provinsi Kalimantan Selatan, diantaranya Kabupaten Tapin sebanyak 112 rumah dengan 1.777 jiwa terdampak dan mengungsi, Kabupaten Banjar 14.791 rumah dengan 51.362 jiwa terdampak dan mengungsi.
Berikutnya, Kota Banjar Baru 296 rumah dengan 622 jiwa terdampak dan mengungsi, serta Kota Tanah Laut 8.249 rumah dengan 27.024 jiwa terdampak dan mengungsi.
Untuk Kabupaten Balangan sebanyak 3.571 rumah dengan 11.816 jiwa terdampak dan mengungsi, Kabupaten Tabalong 92 rumah dengan 180 jiwa terdampak dan mengungsi serta Kabupaten Hulu Sungai Tengah 11.200 jiwa mengungsi dan 64.400 jiwa terdampak. Selain itu, terdapat korban meninggal dunia sebanyak 5 orang di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
4. Gempa Sulawesi Barat
Seminggu berselang, kembali lagi kita mendegar kabar duka dari Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat. Gempa tersebut terjadi pada Kamis (14/1/2021) pukul 14.45 WITA dengan kekuatan M 5,9. Lalu, keesokan harinya, jumat (15/1/2021) ) dini hari pukul 02.28 WITA.
Gempa dengan kekuatan lebih besar kembali terjadi. Selain dua gempa tersebut, menurut BMKG terjadi 28 gempa susulan dengan kekuatan kecil. Gempa yang terjadi tidak menimbulkan potensi tsunami.
Namun, besarnya kekuatan gempa menyebabkan banyak kerusakan, diantaranya Gedunng Kantor Gubernur Sulawesi yang terdiri 4 lantai ambruk hanya menyisakan 10%nya saja. Selain itu banyak gedung perkantoran, ruko, hotel, dan juga puskesmas yang dilaporkan rusak.
Untuk rumah warga ada 300-an rumah yang dilaporkan rusak dari tingkat ringan hingga tingat berat. Selain menyebabkan runtuhnya bangunan, gempa ini juga mengakibatkan banyak rusak karena tertimpa reruntuhan bangunan.
Sejauh ini menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Radyta, Minggu (17/1/2021) sudah ada 47 korban meninggal di Kabupaten Mamuju, 9 orang di Kabupaten Majene. Selain itu, ada 637 korban luka di Kabupaten Majene, diantaranya 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang, dan, 425 orang mengalami luka ringan. Sedangkan di Kabupaten Mamuju, ada 189 orang mengalami luka berat dan dirawat inap.
5. Banjir dan Tanah Longsor Menado
Setelah Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi yang berduka, kini Menado ikut berduka. Setelah hujan dengan intensitas tinggi dan cuaca ektrim melanda Menado mengakibatkan banjir dan tanah longsor, Sabtu (16/1/2021).
Menurut Kepala Kantor Basarnas Manado, Suhri Noster Norbertus Sinaga , Minggu (17/1/2021) total ada enam orang keseluruhan yang meninggal sesuai titik-titik lokasi longsor kemarin.
Tanah longsor terjadi di Kelurahan Paal IV Perkamil, Malalayang, Ranotana Weru, dan Kelurahan Kombos Timur.
Seorang anggota Polsek Tikala atas nama Aiptu Kifni Kawulur (49) tewas tertimbun tanah longsor yang terjadi di Kelurahan Paal IV.
Sedangkan di Kelurahan Perkamil, satu keluarga tewas setelah rumahnya tertimbun tanah longsor kemarin. Ketiga korban meninggal adalah Fanny Poluan (50), Arni Laurens (44), dan Chelsea (8). untuk di Kelurahan Malalayang Satu Barat Lingkungan 2, tepatnya di Jalan Sea, tanah longsor menerjang dua rumah.
Tiga orang tertimbun tanah longsor. Dua korban berhasil dievakuasi pada Sabtu (16/1/2021) sore, diantaranya Kevin (40) dalam kondisi selamat, namun Meyni Pondaag dan San Hasan dalam kondisi meninggal dunia.
Untuk Bencana Banjir yang menerjang Menado ketinggiannya bervariatif, mulai dari 50 cm sampai 3 meter.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati seperti dilihat di laman resmi BNPB, Minggu (17/1/2021) terdapat 500 warga yang mengungsi, warga lainnya masih dalam pendataan. (Ida/Mgg)