KUNINGAN ONLINE – Aksi mahasiswa mendesak atas polemik yang terjadi mengenai pernyataan yang disampaikan Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy dengan diksi ‘Limbah’ terhadap pondok pesantren Husnul Khotimah dan Al Mutazam.

Pada saat Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy, mengatakan bahwa jangan sampai Husnul Khotimah membawa limbah, limbah wabah dan limbah segalanya. Hal itu sangat meresahkan dan dinilai telah menyakiti masyarakat terutama umat Islam.
Menurut Korlap Aksi Mahasiswa, Iryad mengatakan, bahwa Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang merupakan representasi dari masyarakat kabupaten Kuningan tidak
sepatutnya berbicara demikian.
“Yang mana seharusnya Ketua DPRD sebagai pejabat publik
seharusnya memberikan ketenangan kepada masyarakat, mengayomi, bahu-membahu, bergotong royong dalam menyelesaikan masalah ditengah pandemi ini nampaknya tidak
tercermin sama sekali dalam diri,” kata Irsyad saat berorasi di depan Gedung DPRD Kuningan. Jumat (9/10).

Irsyad menegaskan, atas nama Mahasiswa Kuningan yang terdiri dari PD KAMMI, PC IMM, BEM STIS Husnul Khotimah, BEM STIKES Muhammadiyah, STKIP Muhammadiyah menyatakan.
“Pertama Bpk. Nuzul Rachdy dengan sadar dan legowo, bersedia untuk mengundurkan diri sebagai Ketua DPRD Kab. Kuningan,” tegasnya.
Kedua, mendesak Badan Kehormatan (BK) Dewan untuk berkomitment segera
memproses Nuzul Rachdy dalam pelanggaran kode etik yang telah dilakukannya.
Dan apabila tuntutan tidak dilaksanakan, maka pada tanggal 22 Oktober mendatang. Pihaknya bersama mahasiswa yang lainnya akan turun kembali.
Sementara Ketua BK DPRD, Toto Taufikurrohman Kosim. Pihaknya dengan tegas mengucapkan siap untuk melaksanakan tuntutan dari mahasiswa.
“Saya atas nama ketua BK DPRD siap melaksanakan tugas dan tuntutan dari mahasiswa. Insya Allah saya meminta doa dan dukungan dari semuanya,” kata Toto di dampingi empat anggota BK DPRD dan Wakil Ketua DPRD H. Dede Ismail.
Pantauan di lapangan, pada saat aksi mahasiswa situasi kian memanas. Gerbang utama gedung DPRD Kuningan, dijebol ratusan pengunjuk rasa mahasiswa.
Akibatnya, dua mahasiswa asal Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM), Ravi dan Latif menjadi korban. Diduga terinjak, atau kena tending kerumunan massa, Ia nyaris pingsan. Beberapa bagian tubuhnya berdarah-darah dan dilarikan ke Rumah Sakit.
Selain itu, perwakilan mahasiswa akhirnya memasangkan selembaran sebagai bentuk penyegelan gedung DPRD yang disaksikan oleh Ketua BK DPRD Toto Taufikurrohman Kosim serta Wakil Ketua DPRD H. Dede Ismail beserta anggota DPRD yang hadir.