KUNINGAN ONLINE – Akhir-akhir ini di Kabupaten Kuningan marak terjadinya penipuan atas nama Bupati maupun pejabat yang lain.
Seperti yang menimpa pada Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan Dian Rahmat Yanuar, hal itu muncul akibat ada pencatutan nama dan nomor melalui aplikasi WhatsApp.
“Betul kang, diketahui nama saya di catut itu banyak ASN baik dari perempuan maupun Laki- laki mengadu ke saya soal beragam,” ujar Dian saat dihubungi ponselnya, Rabu (26/5).
Usai diketahui namanya dan jabatannya di catut orang tak dikenal, Dian mengaku telah melakukan pelaporan terhadap lembaga kepolisian daerah.
Ia menerangkan, korban ulah oknum tersebut lebih dari satu dan menggunakan aksinya itu melalui beragam modus.
“Untuk aksi pencatutan nama dan nomor kontak, saya sudah lapor polisi. Kemudian untuk modus yang digunakan oknum tersebut, diantaranya melakukan pengancaman mutasi kerja, penerimaan CPNS dan PPPK di Kuningan,” terangnya.
Dari kejadian demikian, Dian meminta untuk seluruha ASN atau lapisan masyarakat Kuningan agar berwaspada dan kooperatif dalam menangkap oknum tersebut.
“Kedepan kepada ASN atau orang siapa saja, saat ada orang menelpon dan mengaku saya, tolong jangan langsung dipercaya dan jika bisa lakukan penjebakan dan tangkap oknum tersebut,” tegasnya.
Mengulas pengakuan korban, Dian menjelaskan, bahwa ciri – ciri oknum mengatasnamakan dirinya. Tidak faseh dalam berbahasa sunda dan sering menghindar saat si calon korban melangsungkan komunikasi via sambuangan selulur.
“Ya jadi begini, saat saya tanya beberapa korban. Si korban mengaku bahwa pencatut atau si oknum itu tidak bisa berbahasa sunda. Kemudian terakhir pernah di lakukan pelacakan melalui metode IT, pelaku berada di Daerah Jember,” ungkapnya.
Dian juga mengaku, bahwa dirinya tidak pernah mengirim atau menghubungi para korban tersebut dan meminta untuk mentransfer sejumlah uang pada Nomor Rekening yang lain
Pihaknya menegaskan kembali, kepada para Aparatur sipil Negara (ASN) untuk tidak mudah percaya akan rayuan pelaku penyalahgunaan No WA yang mengatasnamakan dirinya.
“Sering terjadi penipuan menggunakan nama Pejabat Daerah termasuk nama saya juga digunakan untuk modus penipuan. Modus yang biasa mereka gunakan untuk percaya bahwa itu adalah orang yang asli, biasanya mereka membuka obrolan dengan cara bertanya,” tegasnya.
“Selanjutnya, nanti pelaku akan mengolah kata-kata agar korban percaya. Untuk itu sebelum kita menjawab sebaiknya kita cari tau dulu maksudnya bertanya seperti itu,” lanjutnya.
Selain itu, dirinya menghimbau kepada seluruh ASN dan Masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan nomor yang baru dan Akun Medsos yang mengatasnamakan seseorang, agar selalu berhati-hati.
“Untuk seluruh ASN dan Masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap nomor yang baru menghubungi baik itu nomor WA, Nomor Seluler, Akun-akun Medsos baik itu melalui Chat WA, SMS ataupun lainnya, jika ada yang kejadian seperti itu alangkah baiknya untuk kita mengkroscek terlebih dahulu dan tidak mudah dipercaya, dan apabila ada yang mencurigakan untuk segera melaporkan kepada pihak yang berwenang,” pungkasnya. (OM)