KUNINGAN ONLINE – Banyak cara kotor untuk menang dalam pemilihan umum. Salah satunya adalah money politic. Agar pesta demokrasi nanti tidak dicederai dengan ulah politikus yang demikian, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kuningan menggelar FGD (fokus group discussion), di student center iman hidayat Universitas kuningan.
BEM Universitas Kuningan dengan tegas menolak segala bentuk kecurangan baik dari masyarakat, lembaga penyelenggara, maupun lembaga pengawas yang dapat menurunkan kualitas demokrasi di Kuningan,Jawa barat, maupun Indonesia.
FGD ini di harapkan menjadi cakrawala bagi mahasiswa sebagai kaum muda intelektual agar ikut andil dalam menyukseskan pesta demokrasi 2024.
Selain itu, dapat menularkan kepada masyarakat agar memahami pentingnya demokrasi. Bahkan, semua elemen diharapkan dapat mencegah money politic karena dapat merusak demokrasi.
Sebagai kampus yang selalu memegang teguh Tri-Dharma Perguruan Tinggi, Universitas Kuningan (Uniku) tidak pernah menutup pintu terhadap segala bentuk pertukaran ide yang berpotensi bermanfaat bagi masyarakat luas.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kuningan (Uniku) menggelar acara Focus Group Discussion (FGD) dengan menggandeng Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dan Mahasiswa.
Acara yang mengusung tema “Optimalisasi Peran Bawaslu, DKPP-RI dan Mahasiswa dalam Menjaga Integritas Pemilu: Tantangan dan Prospek Kedepan” ini digelar di Gedung Student Center (SC) Iman Hidayat Kampus I Uniku, Senin (5/2/2024) pagi.
“Mengingat dalam waktu dekat ini, kita akan mengadakan pesta demokrasi yaitu pemilu raya. Tepatnya yang akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024. Maka dari itu, kami Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Kuningan, mengadakan Focus Group Discussion ini dengan tujuan untuk menanamkan rasa kepedulian mahasiswa terhadap pengawasan pemilu 2024, agar terciptanya pemilu yang berkualitas dan berintegritas,” ujar Firgy Ferdansyah selaku ketua pelaksana FGD.
Ketua BEM Universitas Kuningan Roy Aldilah menjelaskan, semangat juang mahasiswa harus terus tumbuh.
“Sebagai agent of change, agent of control, dan agent of analysis dalam menyikapi sosio-politik hari ini, kami sepakat untuk selalu berkontribusi terhadap pemilu yang akan datang,” ujarnya.
Kegiatan FGD ini juga dihadiri oleh segenap civitas academica, baik dari tingkatan universitas yang ada di Kuningan maupun organisasi mahasiswa yang ada di universitas kuningan itu sendiri.
Sementara itu, Wakil Rektor IV, Dr. Haris Budiman, S.H., M.H., mewakili Rektor Uniku, Dr. H. Dikdik Harjadi, S.E., M.Si., memberikan sambutan sekaligus membuka acara Focus Group Discussion secara resmi.
“Di Undang-Undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017, penyelenggara pemilu itu ada 3 (tiga), yang pertama KPU dan seluruh perangkatan sampai KPPS, yang kedua Bawaslu dan perangkatnya kebawah sampai ke panwas lapangan TPS, dan yang ketiga DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu),” terangnya.
Haris menjelaskan, tiga kekuatan ini adalah tiga lembaga yang berhak untuk menyelenggarakan pemilu di Indonesia.
“Nanti kita akan melihat paparan dari narasumber Pak Firman selaku Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Kuningan dan narasumber yang lain, bagaimana kita mewujudkan pemilu yang hebat,” jelas Haris.
Dirinya berharap, dalam diskusi ini kita bisa mencari satu titik, satu nilai, agar kita bisa berkontribusi kepada negara, bangsa untuk bersama-sama menyelenggarakan pemilu yang hebat.
“Pemilu yang betul-betul memberikan nilai-nilai keadilan masyarakat, yang terpilih itulah yang terbaik, dipercaya oleh masyarakat untuk melanjutkan suksesnya kepemimpinan, baik itu eksekutif maupun legislatif,” tandasnya. (OM)