Dinas Lingkungan Hidup, Perhari Sampah Domestik Capai 400 Ton

KUNINGAN ONLINE – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kuningan menyebutkan bahwa jumlah sampah domestik dalam setiap harinya itu sebanyak 400 ton. Hal itu berdasarkan catatan yang dilakukan oleh DLH.

”Bahwa jumlah itu, didapat jika menggunakan asumsi sampah yang dihasilkan per orang tiap harinya yaitu 0,4 kilogram dan jumlah penduduk Kuningan yang mencapai 1 juta jiwa lebih,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kuningan, Wawan Setiawan di damping Kasi Pengolah Sampah yakni Aman, saat ditemui di garasi mobil dinas angkutan sampah, Kamis (10/09/2020).

Iklan
Iklan

Wawan mengatakan, Dinas LH (Lingkungan Hidup) saat ini hanya 200 ton sampah saja yang dibuang ke TPA Ciniru.

“Jumlah sebanyak 200 ton itu berasal dari 77 desa di 14 kecamatan. Sedangkan sisanya yakni 200 ton sudah diolah secara mandiri di desa dan ada pula yang dibuang sembarangan di berbagai tempat,” katanya.

Iklan

Soal tonasi sampah, kata Wawan, pihaknya tengah melakukan trobasan dalam upaya meminimalisir permasalahan sampah.

“Kebetulan Dinas LH Kabupaten Kuningan mulai mencoba pemanfaatan magot untuk mengolah sampah organik. Metode ini dinilai paling banyak memberikan manfaat dan mudah diimplementasikan,” katanya.

Proses uji coba, diterangkan Wawan, budidaya magot sendiri sudah dilakukan sejak dua bulan lalu.

“Jika nantinya budidaya magot yang dapat mengolah sampah organik dianggap sudah efektif, kami akan  mensosialisasikan ke desa-desa,” terangnya.

Dan tidak menutup kemungkinan, lanjutnya, dari sejumlah desa di beberapa Kecamatan juga, ada yang sudah minta pendampingan soal budidaya maggot ini.

Unit kendaraan angkutan sampah, kata dia, LH menyediakan sebanyak 20 unit mobil dump truck. Dari jumlah tersebut, dua diantaranya baru dan itu dapat bantuan.

“Mengenai luas lahan sampah yang berada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir, red),” kata Wawan.

Dijelaskan Wawan terhitung sejak tahun 2000 bahwa penyediaan luas lahan sebelumnya itu sekitar 5 hektare.

“Hingga sekarang luas lahan yang belum terpakai itu baru setengahnya, dan 2,5 hekatare masih belum digunakan,” katanya.

Untuk pengolahan sampah di TPA, kata Wawan, itu baru dilakukan melalui penguburan dan otomatis akan terurai dengan sendiri.

“Ketika sampah di kubur itu akan busuk dan cepat hancur, kemudian untuk jenis sampah disana masih tercampur,” katanya. (OM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *