KUNINGAN ONLINE – Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Hal itu disampaikan Bupati Kuningan Acep Purnama saat menghadiri dan memberikan materi mengenai Rakor Penguatan Lintas Sektor dalam Percepatan Penanggulangan Stunting melalui Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Tahun 2020.
“Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir. Tanda stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun,” ujar Acep, di Hotel Purnama Cigugur (2/11/2020)
Melihat kondisi ini, Acep menyampaikan, masalah stunting ini meliputi asupan gizi dan status kesehatan di lingkungan yang mesti mendapat perhatian pemerintah.
“Oleh karena itu, penyusunan rencana aksi daerah penanganan stunting di Kabupaten kuningan, harus sinergi lintas program dan lintas sektor yang sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangan perangkat daerah,” ujarnya.
Ia mengatakan, mengenai penyusunannya itu akan dijadikan dokumen operasional yang menyatukan perencanaan pembangunan dalam penanganan stunting dan gizi buruk dalam rangka mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
“Program kegiatan stunting antara lain itu penguatan penggerakan pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitive, dengan jumlah sasaran sebanyak 24 desa, dan orientasi strategi komunikasi perubahan perilaku,” katanya.
Dirinya menerangkan, rencananya Bulan November ini akan mengadakan latihan kader stunting pada tanggal 11 november 2020. Hal itu dilakukan berkenaan juga dengan hari kesehatanan nasional.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kuningan, Hj Susi Lusiyanti mengatakan, selama 3 tahun kedepan rencana aksi derah penanggulangan stunting akan di fokuskan terhadap perubahan perilaku dengan gemar makan ikan terhadap masyarakat.
“Sebab, sampai saat ini masih mempunyai desa ODF itu baru 30% , tahun depan kita punya target 50% , dan tahun berikutnya target 70% , serta di tahun 2023 punya target 80%,” kata Susi.
Mengenai teknis pelaksanaan kerja, Susi menerangkan, ini harus membuat 1 tim untuk dapat membuat desa ODF ini mencapai target.
“ODF ini salah satu target nasional untuk kabupaten dalam mewujudkan daerah sehat dan penanganan stunting sendiri yaitu intervensi gizi spesifik (berkontribusi 20%), ini ditujukan kepada anak pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” pungkasnya. (OM)