KUNINGAN ONLINE – Mencapai kesuksesan merupakan tujuan utama yang dicari oleh semua pengusaha yang memulai usaha dari titik paling bawah alias titik nol. Namun, mencapai kesuksesan dalam berbisnis tidak pernah menjadi hal yang mudah dilakukan. Perlu adanya motivasi yang sangat kuat di dalam diri, selalu berusaha konsisten, pantang menyerah, dan selalu membuka wawasan terhadap segala hal baru.
Inilah yang menjadi daya tarik dari kisah pemilik usaha tahu yang terkenal dengan nama “DD”. Pabrik tahu yang dimiliki oleh seorang polisi yang masuk kawasan hukum Polres Majalengka Dede Arip Budiman, SH., itu berjalan dari titik nol.
De Arip sapaan akrabnya itu, menjalankan bisnis usaha tahunya bersama istrinya yang juga merupakan salah satu dosen DPK di salah satu perguruan tinggi kebanggan masyarakat Kabupaten Kuningan.
Arip bersama isrtinya bernama Neni Nurhayati, SE., M.Si., Ak., menjalani setiap harinya mereka lalui dengan proses perjalanan yang berliku. “Namanya juga usaha kang, kadang sepi kadang ramai. Jadi kita harus sabar dan tekun dalam menjalaninya” kata Neni Nurhayati yang tak gengsi walaupun predikatnya sebagai dosen DPK di Universitas Kuningan (Uniku) pada KuninganOnline.Com, Selasa (25/08/2020).
Neni yang terkenal dengan supel dan rendah hati itu, menjelaskan, proses perjalanan usahanya yang dimulai oleh suaminya itu. “Kayaknya kebawa sama suami kang, dia dari dahulunya sudah hidup prihatin. Sekolah juga pernah jualan es sampai kebeli play station untuk direntalkan. Beli sawah ketika masih duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan cara ngumpulin beberapa tahun. Memang dia yang mengawali untuk terjun melakoni usaha tahunya tersebut,” jelasnya.
Lebih jauh, sambung dosen program studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Uniku itu, menceritakan, awal perjalanan usahanya itu sudah tergambar sejak dari dia memulai kisah cintanya dengan pernah kredit motor terus di ojegkan, pernah juga ternak kambing, jual beli buah-buahan dan akhirnya sekarang ada yang jual pabrik lalu dibelinya dan dikembangkanlah usaha tahunya tersebut sampai dengan sekarang. “Jadi dari dahulu suami yang juga Polisi itu sudah berwirausaha, bukan karena sekarang-sekarang saja,” ujarnnya.
Dirinya juga menceritakan, tadinya pabrik diijual itu dikarenakan sedikit produksinya hanya 48 papan sehari. Namun, semenjak dibeli dan dikembangkan oleh Neni bersama suaminya Arip, produksinya mulai meningkat perlahan dengan pasti. “Alhamdulillah, sekarang produksinya 200 – 250 papan sehari,” paparnya.
Berkat keuletan dan kegigihan serta kerja keras dari keduanya, pabrik yang tadinya sedikit produksi menjadi sedikit demi sedikit meningkat. “Ini berkat dari kerja keras tanpa gengsi dari Neni dan Arip. Mereka berdua cukup memantau sesekali dan melakukan promosi lewat social media ig neni_namina dan pesan online via whatshap.yang dilakukan oleh Neni. Jejaringnya di kampus, instansi dan sekolah-sekolah, diilakoninya sama Sekretaris Prodi Akuntansi yang baru saja terakreditasi A dari BAN – PT,” ungkapnya.
Diakhir keterangannya, Neni yang setiap hari Rabu rela berjualan tahu dengan menggunakan mobil kesayangannya itu, pernah tertipu oleh salah seorang yang menjalankan usahanya dulu. Makanya mereka memilih untuk terjun langsung dikarenakan dahulu pernah teripu oleh salah satu karyawannya.
“Kita turun langsung menjalankan bisnis tersebut. Tak ada rasa gengsi ataupun apa, dikarenakan saya juga mendukung usaha ini karena saya juga sebagai dosen kewirausahaan,” pungkasnya. (AS)