BEM Unisa Pertanyakan Penanganan Stunting di Kuningan

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak lebih rendah/ pendek (kerdil) dari standart usianya.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal diketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya dan politik) dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenaarnya bisa dicegah.

Iklan

Menurut data dari WHO Indonesia menempati posisi ke-17 dari 117 Negara yang mempunyai prevalensi stunting tinggi. Sedangkan di Jawa Barat saat ini angka prevalensi stunting menunjukkan 31,06%. Ini artinya Jawa Barat menjadi Provinsi 5 besar yang memiliki angka prevalensi stunting tertinggi di Indonesia.

Dari sekian banyaknya Kabupaten/Kota di provinsi  Jawa Barat, Kuningan menjadi kabupaten yang menempati peringkat 1 sebagai kabupaten yang memiliki angka prevalensi stunting tertinggi di Jawa Barat ini. Pada September 2020, dari 68.033 yang ditimbang terdapat 5.016 bayi dan balita atau sekitar 7.37% yang mengalami stunting di Kabupaten Kuningan.

Iklan

Namun ironisnya hingga sampai saat ini pemerintah Kabupaten Kuningan khususnya  Dinas Kesehatan belum melakukan langkah konkrit untuk menangani melonjaknya kasus stunting tersebut. Penanganan kasus stunting di Kabupaten Kuningan yang digembar-gemborkan oleh Dinas Kesehatan terkesan hanya ceremonial saja.

“Mengenai hal di atas, kami dari BEM Unisa menuntut kepada Dinas Kesehatan untuk memperbaiki kinerjanya dengan menciptakan formulasi yang lebih efektif untuk menangani kasus stunting ini, apabila tuntutan kami tidak segera direalisasikan, maka kami akan menindaklanjuti permasalahan ini.” Ujar Ilyani Mahierani Menteri Kesehatan BEM Unisa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *