KUNINGAN ONLINE – Masih adanya 28 Desa belum terjangkau akses sinyal komunikasi atau bank spot di Kabupaten Kuningan, menjadi persoalan bagi Pemerintah Daerah.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kuningan, Wahyu Hidayah menyampaikan, telah menyiapkan beberapa langkah strategis dalam pengentasan blank spot tersebut.
“Beberapa di antaranya yakni melalui pemasangan jaringan fiber optik, Program Desa Digital dan Program Kuningan Open Akses,” ujar Wahyu dalam keterangan persnya, Senin (28/6/2021).
“Kita ada program-program untuk pengentasan blank spot. Misalnya itu program Desa Digital dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yakni diprioritaskan untuk desa yang memiliki karakteristik potensi wisata, alam, pertanian dan lain-lain namun daerahnya masih blank spot,” tambahnya.
Ia menjelaskan, pada tahun 2021 ini mendapat fasilitas Desa Digital sebanyak 8 desa yang tersebar di 3 kecamatan. Ketiga kecamatan itu, di antaranya Pasawahan, Cigugur dan Cibingbin.
“Kami mengusulkan daerah yang terluar dan berbatasan dengan kabupaten/kota lain. Contoh di Kecamatan Pasawahan, kami mengusulkan Desa Padabeunghar dan Desa Cibuntu,” jelasnya.
Ia menerangkan, khusus Desa Padabeunghar ini memiliki potensi alam berupa kawasan Kebun Raya Kuningan (KRK). Hanya saja di lokasi itu masih sulit untuk mengakses sinyal komunikasi.
“Sehingga jumlah kunjungan juga mungkin terpengaruh karena susah sinyal tersebut, orang datang ke Kebun Raya Kuningan tidak bisa langsung update status karena susah sinyal. Sebab biasanya orang itu akan merasa senang ketika berkunjung ke tempat wisata, kemudian langsung update status saat itu juga,” terangnya.
Termasuk Desa Cibuntu, Wahyu mengatakan, dalam mendapatkan akses sinyal komunikasi juga masih sebagian terasa sulit. Walaupun sudah dibantu pula oleh provider, namun sebagian lokasi masih sulit mengakses sinyal komunikasi.
“Sehingga dengan difalisitasi oleh Pemprov Jabar, maka dibangun tower penerima untuk memancarkan akses sinyal komunikasi ke kawasan desa tersebut,” kata Wahyu.
Selain itu, Ia menyebutkan, beberapa desa yang lain yaitu Puncak, Cisantana dan Gunung Keling. Ketiga desa di Kecamatan Cigugur ini memiliki potensi wisata yang cukup baik, namun masih terkendala sinyal komunikasi.
“Berikutnya di Kecamatan Cibingbin yaitu Desa Cibingbin, Sukamaju dan Sukaharja. Ini merupakan kawasan perbatasan, jadi mukanya Jawa Barat, sebab Cibingbin ini berada di perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah,” sebutnya.
Pihaknya juga membangun kerjasama dengan pihak perusahaan dalam pengentasan blank spot. Bentuk kerja sama dengan perusahaan penyedia jaringan dan internet itu, yakni melalui pembangunan jaringan fiber optik sepanjang 32 kilometer.
“Alhamdulillah tahun ini dibangun sepanjang 32 kilometer fiber optik membentang dari Sampora-Kuningan-Palutungan. Kemudian di Palutungan dibangun tower pemancar, kita sosialisasikan ke desa utamanya yang blank spot agar BUMDes diberi peran untuk membangun usaha khususnya di bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK),” imbuhnya.
Apalagi saat ini, Wahyu menjelaskan, bakal melaunching program Kuningan Open Akses pada Juli 2021. Nantinya ditargetkan menghasilkan sebanyak 200 BUMDes dan wirausahawan baru yang bergerak di bidang TIK.
“Pekerjaan kita bisa terselesaikan dengan menggandeng BUMDes, membangun tower untuk penerima sinyal atau internet dan membuat jaringan ke desa-desa. Ini bisa jadi ladang usaha BUMDes untuk menjual internet ke masyarakat, yakni dengan konsep internet keluarga dan internet murah,” pungkasnya. (OM)